Bendera Bintang Kejora di atas balai kota Oxford, Inggris.
London – Bendera Bintang Kejora berkibar gagah di atas balai kota Oxford, Inggris, Jumat (2/12) pagi. Pengibaran bendera pembebasan Papua Barat itu dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas atas upaya puluhan ribu rakyat Papua Barat, yang disebut menuntut pemisahan diri dari Indonesia.
Dikutip dari The Independent, Oxford hanyalah satu dari 250 lokasi di 50 negara, yang diharapkan mengibarkan bendera Bintang Kejora. Padahal seperti diketahui, bendera Bintang Kejora dianggap sebagai upaya separatisme di Indonesia. Bila tertangkap oleh aparat, akan disanksi 15 tahun penjara.
“Di Papua Barat, seluruh esensi kemanusiaan kami tidak berarti apa-apa. Kami diperlakukan seperti hewan, dan menanggung apa yang disebut oleh beberapa orang seperti Apartheid,” ungkap pemimpin kampanye Pembebasan Papua Barat Benny Wenda kepada The Independent.
Benny merupakan warga Papua yang mendapatkan suaka politik di Inggris pada 2000 silam. Saat ini dia tinggal di Inggris dan berjuang untuk kebebasan Papua Barat.
“Puluhan ribu dari kelompok kami terpaksa melarikan diri sebagai pengungsi, dan orang-orang yang tetap hidup dalam ketakutan terus-menerus,” lanjutnya.
Pengibaran bendera hari ini terjadi dua bulan setelah pelaksanaan petisi yang ditandatangani oleh 1,8 juta orang atau 70 persen dari penduduk Papua Barat. Benny meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di kawasan tersebut.
Setelah selesai ditandatangani, petisi tersebut ditolak oleh Komisi C-24. Alasannya Komisi C-24 hanya mengurusi kawasan yang berada di luar pemerintahan.
“Kami tidak memandang Indonesia sebagai wilayah C-24,” ujar anggota C-24 Rafael Ramino kepada The Guardian.
TAGS : Papua Barat PBB Separatisme
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25693/Bendera-Bintang-Kejora-Berkibar-di-Oxford/