JawaPos.com – Puncak Resepsi Hari Ulang Tahun atau Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa, (7/2), dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin serta menteri, tokoh partai politik dan sejumlah tokoh nasional.
“Satu abad NU merupakan perjalanan yang luar biasa. Bersama Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia,” terang Bendahara Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Zaidi Bashiturrozak, dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Rabu (8/2).
Menurutnya, keberadaan organisasi Islam tidak dapat dipandang sebelah mata sebab, karena kehadiran dan keterlibatannya secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah maupun tatanan politik di Indonesia.
Terlebih, lanjutnya, banyak kegiatan yang sangat beragam telah ditorehkan NU. Dari urusan dakwah keagamaan, pelayanan pendidikan melalui pesantren, kesehatan, sosial, politik, hingga ke pemberdayaan ekonomi hingga membantu pemerintah dalam menangkal terorisme dan radikalisme.
Zaidi yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Psikologi Universitas Padjajaran (Unpad) itu berharap, Muhammadiyah dan NU ke depan akan terus bersinergi dan menjadi jalan tengah integrasi keumatan dan kebangsaan.
Menyitir pernyataan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, disebutkan bahwa kedua ormas Islam ini bisa menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika.
“Menyongsong Pemilu 2024, dua ormas terbesar Islam di Indonesia, NU bersama Muhammadiyah, harus tetap tegak lurus diatas kebenaran dan tetap berpihak pada kepentingan ummat. Karena apa, hari-hari ke depan, potensi terjadinya polarisasi umat sangat tinggi,” ucap ucapnya.
“Sekali lagi, Selamat Satu Abad NU, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya,” pungkas Zaidi.
Editor : Eko Dimas Ryandi
Credit: Source link