Gedung Putih Amerika Serikat
Washington – “Fear: Trump in the White House”, buku yang ditulis Bob Woodwards ini menceritakan dengan detail bagaimana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memimpin Gedung Putih.
Dalam buku ini terdapat kisah seorang pejabat senior diam-diam menarik sebuah dokumen dari atas meja Trump untuk menghalangi presiden membatalkan AS dari kesepakatan perdagangan bebas dengan Korea Selatan.
Woodward mengatakan, mantan penasihat ekonomi Trump, Gary Cohn mencuri sebuah surat dari meja Trump yang akan secara resmi menarik AS dari pakta tersebut.
Cohn melakukan tindakan nyaris serupa ketika Trump hendak menarik AS keluar dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) pada musim semi 2017, menurut Washington Post, koran tempat Woodward bekerja sejak 1971.
Washington Post menerbitkan detail isi buku ini sebelum perilisan resminya pada 11 September nanti.
Cohn, menurut buku yang dikutip oleh Washington Post, “menyadari, presiden adalah `seorang pembohong ulung`,” dan mengancam untuk mengundurkan diri setelah melihat cara Trump menghadapi protes berdarah kaum supremasi kulit putih di Chalottesville, Virginia, pada Agustus 2017.
Trump mengundang kritik keras karena mengatakan, “orang-orang baik” di kedua belah pihak yang bertikai dalam demonstrasi itu. Belakangan, ia mengutuk kelompok neo-Nazi dan supremasi kulit putih.
Woodward mengatakan, Trump menyebut pidato yang kedua sebagai “kesalahan terbesar yang pernah kubuat,” dan “pidato terburuk yang pernah kulakukan”.
Menyusul serangan kimia pada April 2017 yang dilakukan olah rezim Suriah, Trump memanggil Menteri Pertahanan James Mattis dan memintanya membuat rencana untuk membunuh pemimpin Suriah Bashar al-Assad dan jenderal-jenderalnya.
“Ayo bunuh mereka! Ayo. Kita bunuh banyak orang mereka,” ujar Trump disertai sumpah serapah, menurut Woodward.
Namun setelah Mattis mengstakan akan segera membuat rencana yang diminta, Trump mengatakan, “Kita tidak akan melakukannya. Tindakan kita akan lebih terukur.”
Trump kemudian memerintahkan serangan atas pangkalan udara yang menurut penyelidikan AS dipakai untuk meluncurkan serangan kimia itu.
Perangai Trump yang kerap tak bisa dikontrol dan diprediksi membuat banyak orang di sekitarnya melakukan hal-hal yang dirahasiakan dari sang presiden, termasuk adanya persekutuan beberapa “tradisionalis” seperti Cohn dan Mattis, untuk menggagalkan tindakan Trump yang mereka anggap membahayakan.
“Rasanya kami berjalan di tepi jurang secara terus-menerus,” ujar mantan staf sekretariat presiden Rob Porter, menurut Woodward. “Di waktu lain, kami jatuh dari tebing, dan ada tindakan yang dilakukan.”
Gedung Putih mengecam keras buku ini, berkata melalui pernyataan yang panjang bahwa buku tersebut “tak lebih dari cerita yang dibuat-buat, sebagian besar oleh mantan pekerja yang tidak puas, yang sengaja disebarkan untuk membuat Presiden terlihat buruk”.
“Meskipun tak selalu terlihat bagus, dan jarang diliput oleh media, Presiden Trump telah melalui banyak proses birokrasi untuk memberikan kesuksesan yang belum pernah dicapai siapapun sebelumnya, untuk warga Amerika,” sebut Juru Bicara Sarah Sanders dalam pernyataannya.
Pernyataan tertulis ini juga dilengkapi dengan daftar panjang apa-apa saja yang disebut oleh Gedung Putih sebagai “Keberhasilan Pemerintahan Trump”. (aa)
TAGS : Bob Woodwards Donald Trump Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40340/Bob-Woodwards-Ungkap-Kekacauan-Gedung-Putih-di-Era-Donald-Trump/