Bulog dan Bapanas Pasok Beras Guna Tekan Lonjakan Harga di Pasaran

Bulog dan Bapanas Pasok Beras Guna Tekan Lonjakan Harga di Pasaran

JawaPos.com – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Perum Bulog memastikan ketersediaan beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya (FS). Ini dilakukan sebagai upaya untuk menekan lonjakan harga beras dan membanjiri seluruh pasar dengan beras Bulog.

“Presiden memerintahkan mengisi seluruh pasar dengan beras Bulog. Hari ini dibuktikan begitu bongkar kontainer kita langsung arahkan beras masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) lewat FS sebagai mitra dan operator Bulog dalam kegiatan SPHP beras,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/2).

Menurut Arief, masuknya beras Bulog langsung ke gudang FS memangkas jalur distribusi. Selain itu, langkah ini juga merupakan bentuk dukungan stabilisasi beras di DKI Jakarta sebagai barometer nasional.

“Jadi dari port langsung ke FS, langsung ke gudang sini. Kita harap bongkar dan distribusi lebih cepat dan dapat menekan harga beras di tingkat konsumen secara bertahap,” ujarnya.

Beberapa hari sebelumnya, kata Arief, setelah perintah stabilisasi massif dari Presiden, paralel Pj Gubernur DKI Jakarta meminta Badan Pangan Nasional dan Bulog membantu pasokan beras DKI Jakarta melalui FS, BUMD DKI Jakarta di bidang pangan.

Saat ini, ia memastikan, FS memiliki stok beras di gudang sebanyak 14 ribu ton, secara bertahap stok beras FS akan terus ditingkatkan untuk menjaga pasokan ke PIBC sesuai kebutuhan per hari sebanyak 30 ribu ton.

“Kita tingkatkan secara bertahap stok di FS, saat ini yang sedang dibongkar 10 ribu ton. Beras yang datang ini kualitas premium, sudah kita uji kadar airnya 13,5 persen, artinya ini beras yang sangat bagus, namun nanti tetap kita salurkan dengan harga beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” jelasnya.

Arief mengatakan, sesuai arahan Presiden untuk mempercepat operasi pasar secara masif se-Indonesia, Bapanas telah menugaskan Bulog menggelontorkan beras yang masuk ke pasar-pasar di seluruh wilayah di Indonesia. Bulog sendiri sejak awal telah merencanakan kedatangan 500 ribu ton beras dari luar tidak di satu titik, tetapi tersebar di beberapa pelabuhan supaya mempercepat bongkar dan distribusi.

“Salah satunya di wilayah Jawa Timur. Paralel untuk wilayah Jatim sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jatim dan Bulog Wilayah Jatim untuk mulai SPHP massif hari ini. Bulog sendiri sudah siap gelontorkan 49 ribu Ton. Operasi pasar ini terus kita lakukan sebagai bridging menunggu panen raya pada akhir bulan Februari, Maret, dan April,” paparnya.

Menurut Arief, saat ini stok beras yang ada di Bulog sebanyak 370 ribu ton dan akan bertambah 200 ribu ton dalam Februari ini. Artinya sampai 1-2 bulan kedepan ini stok beras di Bulog harus distribusikan dan dihabiskan, karena panen raya akan berlangsung pada akhir bulan Februari, Maret, dan April.

“Setelah ini dihabiskan, siap-siap perencanaan untuk off take. Proses berikutnya adalah melakukan serapan, sehingga produksi dari petani di panen raya ini bisa memiliki harga yang baik. Biasanya saat panen raya itu, yang lebih dulu akan diisi adalah rumah tangga petani dan penggilingan padi. Bulog menjadi standby buyer agar harganya baik,” tutupnya.

 

 

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link

Related Articles