Kilang minyak Arab Saudi, Aramco (Foto: Memo)
Riyadh, Jurnas.com – Arab Saudi mengatakan kerusakan pada fasilitas minyak Aramco akibat serangan pesawat tak berawak Yaman baru-baru ini sangat besar. Sehingga, belum diketahui kapan perusahaan tersebut dapat kembali beroperasi dengan normal.
Serangan 10 drone Yaman di fasilitas minyak utama Arab Saudi di Abqaiq dan Khura menutup sekitar 50 persen produksi minyak mentah dan gas kerajaan, memotong pasokan minyak mentah raksasa minyak negara sekitar 5,7 juta barel per hari.
Sumber dari industri minyak menjelaskan terkait perkembangan tersebut pada Minggu (15/9), mengatakan, belum diketahui berapa lama penghentian produksi minyak akan berlanjut karena kerusakannya parah.
Aramco tidak memberikan tenggat untuk kembali beroperasi. Namun, sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters, untuk memasok kembali minyak mentah 5,7 juta barel per hari bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Foto-foto satelit resolusi tinggi dari fasilitas yang tidak diklasifikasika pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Minggu (15/9) menunjukkan serangan drone menghamtam setidaknya 19 titik dengan sangat teliti.
Seorang pejabat senior AS, diminta untuk tidak disebutkan namanya, telah mengklaim bahwa bukti menunjukkan daerah peluncuran berada di barat-barat laut dari target, arah Iran dan Irak bukan selatan dari Yaman.
Yaman sudah sangat jelas menyatakan menggunakan 10 pesawat tanpa awak untuk operasi Sabtu (14/9). Ini merupakan salah satu serangan pembalasan terbesar mereka di Negeri Petro Dolar itu.
Sebelumnya, Teheran menolak klaim AS atas keterlibatan Iran dalam serangan drone, dengan mengatakan tuduhan sia-sia dan pernyataan buta seperti itu tidak dapat dipahami dan tidak berguna dalam kerangka diplomasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan, pernyataan AS itu tampaknya lebih seperti rencana yang dijalankan organisasi rahasia dan intelijen yang bertujuan menodai citra negara dan menyiapkan panggung untuk tindakan di masa depan.”
Ia juga mengkritik Arab Saudi karena memicu api perang di kawasan itu dengan melakukan berbagai kejahatan perang di Yaman selama sekitar lima tahun, dan memuji Yaman karena melakukan perlawanan dalam menghadapi agresi.
Irak juga membantah laporan yang menyatakan bahwa negara itu adalah tempat dari mana drone Yaman diluncurkan untuk menyerang instalasi minyak Saudi.
Pernyataan itu datang dari kantor Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi pada hari Minggu. Dikatakan Irak akan bertindak “tegas” jika ada yang mencoba menggunakan wilayahnya untuk menyerang negara lain, AP melaporkan.
TAGS : Arab Saudi Fasilitas Minyak Fasilitas Minyak Aramco Serangan Yaman Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/59363/Butuh-Waktu-Lama-Produksi-Minyak-Arab-Saudi-Kembali-Normal/