Ketum PKB, Muhaimin Iskandar
Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) dari tokoh muslim moderat yang memiliki elektabilitas tertinggi.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengapresiasi atas munculnya Cak Imin dan sejumlah tokoh muda yang potensi untuk mewarnai kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
“Bagus, menurut saya dalam konteks bahwa dalam kontestasi Pilpres nanti tidak menyebut nama-nama itu lagi,” kata Siti, kepada Jurnas.com, Senin (19/2).
Sehingga, kata Siti, dengan munculnya Cak Imin dan sejumlah tokoh muda lainnya, maka publik akan disuguhkan opsi pilihan yang alternatif dan lebih segar.
“Itu artinya masyarakat akan diberikan opsi-opsi, jadi membuat kita agak lega. Sebagusnya memang Pilpres yang akan datang kalau ada tiga pasang. Masyarakat diberikan pilihan, itulah kemewahan demokrasi,” katanya.
Untuk itu, Siti menyarankan, sejumlah tokoh muda yang memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai Cawapres 2019, sebaiknya muncul sebagai Capres alternatif. Sehingga, Capres tidak hanya terpaku terhadap dua tokoh, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto.
“Kalau saya tidak terpaku hanya kepada Cawapres saja. Jadi muncul saja sebagai alternatif-alternatif capres, sehingga masyarakat nanti yang memasangkan,” terangnya.
Diketahui, berdasarkan hasil survei yang dirilis Poltracking Indonesia, hanya ada enam figur Cawapres yang memiliki elektabilitas di atas 5 persen. Hasil tersebut di luar Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku incumbent.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, survei ini menunjukkan terdapat enam figur yang mempunyai elektabilitas di atas 5 persen dengan gap yang cukup signifikan dibanding nama-nama lain.
“Yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gatot Nurmantyo, Anies Rasyid Baswedan, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Khofifah Indar Parawansa,” kata Hanta, di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (18/2).
Dimana, dalam pertanyaan 10 figur kandidat cawapres yang beredar di publik, AHY memperoleh 12,4 persen, Anies Rasyid Baswedan 12,1 persen, Gatot Nurmantyo 11,4 persen, Ridwan Kamil 10,4 persen, Cak Imin 7,0 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 5,5 persen. Mereka adalah figur kandidat dengan angka keterpilihan di atas 5 persen.
Figur Cawapres yang memperoleh angka keterpilihan di bawah 5 persen adalah, Sri Mulyani 4,3 persen, Tito Karnavian 2,2 persen, Budi Gunawan 1,3 persen, Puan Maharani 1,3 persen, dan yang tidak tahu atau tidak menjawab 32,1 persen.
Sementara, hasil survei kandidat cawapres dari kalangan pimpinan parpol menyebutkan, AHY memperoleh 22,3 persen, Muhaimin Iskandar 10,4 persen, Hary Tanoesoedibjo 4,2 persen, Surya Paloh 3,8 persen, Zulkifli Hasan 2,4 persen, Puan Maharani 1,9 persen, Airlangga Hartarto 0,8 persen, Oesman Sapta Odang 0,8 persen, Muhammad Sohibul Iman 0,4 persen, Muhammad Romahurmuziy (Romi) 0,3 persen, tidak tahu atau tidan menjawab 52,7 persen.
Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat wawancara, dan bukan anggota TNI/POLRI.
Survei menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi, dilakukan pada 27 Januari sampai 3 Februari 2018, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,83 persen.
Metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Setiap pewawancara bertugas mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan.
TAGS : Pilpres 2019 Presiden Jokowi Cawapres Muhaimin Iskandar
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/29396/Cak-Imin-Dinilai-Pilihan-Alternatif-di-Pilpres-2019/