JawaPos.com – Sepanjang tahun 2022, kinerja sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menorehkan hasil positif. Salah satunya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM yang tercatat Rp 351 triliun, melampaui target yang sebesar Rp 254 triliun (138 persen).
Tahun sebelumnya yaitu 2021, sumbangsih sektor ESDM melalui PNBP hanya sebesar Rp 184 triliun. Sementera itu, realisasi investasi di sektor ESDM pada 2022 sebesar USD 26,8 miliar.
Adapun realisasi subsidi energi pada 2022 sebesar Rp 157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 97,8 triliun, serta subsidi listrik sebesar Rp 59,8 triliun.
“Subsidi energi dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat dalam pemulihan ekonomi,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam pernyataan pers terkait Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Program Kerja Kementerian ESDM Tahun 2023, Senin (30/1).
Pada subsektor minyak bumi dan gas (migas), realisasi lifting minyak mencapai 612 mbopd dan gas bumi sebesar 955 mboepd. Porsi pemanfaatan gas untuk domestik mencapai 68 persen atau setara 3.686 BBTUD. Terbesar dialokasikan untuk sektor industri (1.611 BBTUD) dan pupuk (692 BBTUD).
Untuk program Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas), realisasi tambahan pembangunan jargas pada 2022 sebanyak 72.640 sambungan rumah tangga (SR). Dengan tambahan tersebut total jaringan gas yang telah terbangun sebesar 871.645 SR.
Program BBM Satu Harga pada 2022 menjangkau 92 lokasi, sehingga sampai saat ini terdapat 423 lokasi. Pada tahun 2023 ditargetkan untuk 89 lokasi BBM Satu Harga.
Pada subsektor ketenagalistrikan, kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 81,2 Gigawatt (GW). Pada 2023, kapasitas terpasang pembangkit listrik ditargetkan sebesar 85,1 GW.
Pada 2022 rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 99,63 persen. Sementara rasio desa berlistrik telah mencapai 99,76 persen. Ditargetkan pada 2023, seluruh rumah tangga di wilayah Indonesia mendapatkan akses listrik.
“Di wilayah timur akan menjadi fokus ke depan dan akan kita dorong, agar listrik dapat sampai ke masyarakat di wilayah timur yang terpencil. Ini harus kita upayakan,” tandas Arifin.
Dari subsektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), kapasitas terpasang pembangkit listrik yang berasal dari pembangkit EBT adalah 12,5 GW. Sementara bauran energi primer pembangkit listrik sebesar 14,11 persen berasal dari EBT.
Pada 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Pemanfaatan biodiesel untuk domestik tahun lalu sebesar 10,45 juta Kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp 122,65 triliun atau USD 8,34 miliar.
Dari subsektor mineral dan batu bara (minerba), kebutuhan batu bara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116 persen dari target 2022 yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batu bara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104 persen dari target 663 juta ton.
“Ekspor itu capainnya mencapai 494 juta ton,” ujar Arifin. Pada 2023, target produksi batu bara mencapai 695 juta ton dengan proyeksi kebutuhan domestik sebesar 177 juta ton, dan 518 juta ton untuk ekspor.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link