Bisnis sambal sekilas terlihat menggiurkan. Tinggal cari resep, lalu dijual ke pasar. Namun, pelaku usaha di dunia persambalan, Susilaningsih, menyatakan bahwa bisnis bahan pencubit lidah itu tak semudah itu.
—
RASA menjadi kunci utama dalam menjual sambal. Harus sedap. Kalau hanya pedas tanpa citra rasa lain, sambal bakal tidak akan laku. Susilaningsih mengungkapkan, sebenarnya banyak ilmu yang didapatnya selama mengelola industri kecilnya selama 11 tahun.
Susi –sapaan akrabnya– menuturkan, memulai bisnis sambal memang cukup sederhana. Dia hanya butuh modal Rp 50 ribu untuk membeli 1 kilogram (kg) cabai, beberapa kemasan, serta bumbu-bumbu lainnya. ’’Produksi pertama saya bagikan ke teman dan saudara. Ternyata terserap dalam beberapa hari,’’ ujarnya.
Dari sana, dia meningkatkan produksinya menjadi 5 kg, 25 kg, dan seterusnya. Hingga saat ini, Susi mengolah 150 kg cabai untuk dijadikan sambal kemasan. Nah, yang perlu diperhatikan, memasak dan memproduksi sambal secara massal punya aspek yang berbeda jauh.
Saat hanya memproduksi 5–10 kemasan, pengusaha tak perlu memperhatikan faktor kemasan dan keawetan. Selama sambal enak, mereka tinggal jual ke lingkarannya. Namun, memproduksi 750 botol berarti sambal tersimpan lama.
’’Dari sana, kami harus memikirkan cara supaya produk bisa bertahan lama. Saya harus mencari aluminium untuk menutup dan menghindari bahan yang mudah basi seperti terasi,’’ ungkapnya.
Kendala lain pelaku usaha sambal bisa tumbang di tengah jalan adalah bahan baku. Cabai dikenal sebagai salah satu bahan pangan yang paling labil. Dalam semalam, harga bisa meroket beberapa kali lipat.
Kalau keadaannya sudah seperti itu, produksi jelas tak lagi ekonomis. Satu-satunya pilihan bagi pengusaha sambal adalah puasa produksi. ’’Di sisi lain, kita tidak bisa biarkan stok terlalu lama kosong. Apalagi, kita punya rekanan yang menunggu pasokan,’’ tuturnya.
Karena itu, dia menuturkan bahwa pelaku usaha sambal harus bisa memprediksi pergerakan harga lombok. Biasanya, tebakan tersebut didapat dari siklus iklim. Kalau sudah memasuki musim hujan, bungai cabai akan rontok sehingga produksinya minim. Alhasil, banderolnya naik.
Credit: Source link