JawaPos.com – Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan bantuan permodalan bagi kelompok budi daya dan pengolahan hasil perikanan di kawasan Danau Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Penyerahan modal budi daya dirangkai dalam Kunjungan Kerja KKP ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Selain bantuan modal dari BLU LPMUKP, disalurkan pula bantuan benih (restocking) dari Dirjen Perikanan dan Budidaya, sebagai habitat asli Danau Singkarak
“Ikan Nilem, salah satu ikan asli Danau Singkarak, ditebar dengan harapan jumlahnya dapat semakin banyak dan ke depan bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat,” ungkap Dirjen Perikanan dan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam Kunjungan Kerja KKP, Sabtu (10/4).
Dia menuturkan bahwa para nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan di Sumbar memerlukan dukungan yang seimbang untuk meningkatkan jumlah ikan yang mulai langka.
“Kami berharap jajaran anggota komisi IV DPR RI, Dinas Perikanan dan masyarakat, bersinergi mendukung kegiatan budidaya di Sumatera Barat untuk menjaga potensi perikanan yang luar biasa,” ujarnya.
Atas hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Yosmeri menjelaskan, bantuan ini sangat membantu karena kondisi Ikan Bilih yang mulai langka. Padahal, Danau Singkarak adalah danau terluas kedua di Pulau Sumatera, dan terbesar di Sumatera Barat, merupakan habitat asli Ikan Bilih.
“Saat ini Danau Singkarak satu-satunya yang masih terdapat Ikan Bilih, namun itu pun terancam punah,” katanya.
Karena itu, Ia berharap dukungan dari KKP dan Komisi IV DPR RI dapat membuat sektor kelautan dan perikanan di Sumatera Barat, khususnya di Singkarak dapat berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini turut menyampaikan pentingnya menjaga ekosistem serta mengikuti peraturan tentang budidaya yang dicanangkan pemerintah.
“Potensi perikanan Sumatera Barat luar biasa, sayang sekali kalau tidak dieksplorasi. Tapi, kita juga harus ingat eksplorasinya berdasarkan aturan, sehingga tidak sampai merusak ekosistem,” tandas dia.
Credit: Source link