Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kanan) bersama Ketua DPR RI Puan Maharani (Foto: Humas)
Jakarta, Jurnas.com – Di akhir masa jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani rupanya memiliki cerita unik bersama Muhadjir Effendy yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Kala itu, Puan meminta Muhadjir menemaninya meresmikan Soekarno Park di Meksiko. Dia beralasan, patung Soekarno yang berdiri di atas Soekarno Park merupakan program yang sudah dia inisiasi sejak 2016 silam.
“Pak Muhadjir, saya ini cucunya Bung Karno. Harus saya yang meresmikan sebelum saya pensiun, agar bukan menteri lain yang meresmikan,” kata Puan saat serah terima jabatan Menko PMK di Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Kamis (24/10).
Singkat cerita, Muhadjir mengiyakan permintaan tersebut. Namun di sana, keduanya tidak tiba bersamaan. Puan, terlebih dahulu harus menemani Wakil Presiden Jusuf Kalla di New York, sedangkan Muhadjir langsung menuju Meksiko.
Namun, hanya setengah hari sebelum peresmian patung Soekarno, tiba-tiba Muhadjir menelepon Puan. Dia meminta izin untuk pulang terlebih dahulu ke Jakarta, dengan alasan banyak pelajar demo di DPR.
“Bu Izin, saya harus kembali lagi ke Jakarta. Karena anak-anak saya, murid-murid SMP ikut demo. Jadi saya harus menjaga supaya tidak jadi demo, dan turun ke lapangan. Agar pelantikan 1 Oktober nanti berlangsung lancar,” tutur Puan menirukan ucapan Muhadjir.
Walhasil, Puan mengizinkan Muhadjir pulang terlebih dahulu ke Indonesia. Dia memahami hal tersebut sebagai tanggung jawab seorang menteri.
“Bayangkan, perjalanan meksiko bukan 1-2 jam. Bisa 25 jam. Ya sudah Pak Mendikbud, silakan melaksanakan tugas kembali ke Jakarta. Tapi saya harus tetap ke Meksiko, untuk meresmikan Soekarno Park,” ucap Puan.
PR untuk Menko PMK
Dalam acara lepas sambut di Kantor Kemenko PMK, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Puan menyampaikan terdapat sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan oleh Muhadjir, antara lain penambahan tiga kartu yang akan berlaku mulai 2020 mendatang.
Tiga kartu tersebut ialah Kartu Sembako, Kartu pra-Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, yang merupakan bagian dari kampanye pemerintahan Joko Widodo-Ma`ruf Amin.
“Masalah cleansing data harus menjadi perhatian khusus Pak Muhadjir, yaitu untuk melihat apakah penerima manfaat kartu-kartu itu masih hidup, atau orang itu masih ada, kemudian disinkronkan dengan program yang baru,” kata Puan.
Puan juga menitipkan agar Muhadjir mengawal pelaksanaan program KIP Kuliah, supaya mahasiswa yang sebelumnya menerima bidikmisi menjadi bagian yang mendapatkan manfaat dari program tersebut.
“Bagaimana manfaatnya, siapa yang akan menerima, kebutuhannya, itu akan menjadi PR bagi Pak Muhadjir,” lanjut politisi Partai PDI Perjuangan tersebut.
TAGS : Menko PMK Muhadjir Effendy Puan Maharani
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/61467/Cerita-Puan-Ditinggal-Pulang-Muhadjir-dari-Meksiko/