Chevrolet Blazer digadang-gadang bisa saingi Tesla Model Y

Jakarta (ANTARA) – Kehadiran SUV Blazer listrik (EV) dinilai sangat penting bagi produsen Chevrolet untuk mengejar popularitas Tesla di pasar EV Amerika Serikat dan tengah bersiap masuki persaingan untuk menempati urutan kedua dalam segmen yang didominasi oleh Tesla Model Y.

Menurut Reuters, dikutip Jumat, kemunculan mobil-mobil anyar di segmen SUV listrik selama beberapa tahun ke depan setidaknya dapat menentukan dominasi di pasar mobil AS untuk tahun-tahun mendatang.

AutoForecast Solutions menyebutkan segmen pasar SUV listrik AS diproyeksikan lebih dari dua kali lipat menjadi dua juta kendaraan setiap tahun pada 2026. Namun, penyedia data industri otomotif itu dan analis lainnya mengatakan lebih dari 90 model akan bersaing hanya untuk mendapatkan potongan kue yang sangat kecil.

Baca juga: Tampang Chevrolet Silverado yang jadi mobil patroli polisi AS

Baca juga: General Motor datangkan SUV Equinox dorong jualan Chevrolet di Korsel

 

2023 Chevrolet Blazer RS (ANTARA/HO Chevrolet)

Sejauh ini, Tesla Model Y merupakan SUV listrik terlaris. Sebagian besar analis memperkirakan Model Y itu akan tetap mempertahankan posisinya selama empat tahun dari sekarang.

LMC Automotive memperkirakan bahwa pada tahun 2025, Model Y akan mencakup 15,6 persen dari segmen SUV kompak dan menengah listrik dari 13 kendaraan, termasuk Mustang Mach-E buatan Ford Motor, Ioniq5 buatan Hyundai, dan SUV kompak R2S buatan Rivian. Chevrolet Blazer listrik sendiri diperkirakan berada di urutan kedua, dengan hanya meraih 6,6 persen dari penjualan segmen tersebut.

Analis Bank of America John Murphy pada bulan lalu memperingatkan bahwa pembuat mobil berpotensi membuat pasar jenuh dengan kendaraan crossover utility vehicle (CUV), baik listrik maupun konvensional.

“Profitabilitas segmen SUV kemungkinan akan menurun secara material seiring waktu karena persaingan yang semakin ketat,” tulis Murphy.

 

Arsip Foto – Mobil listrik Tesla Model X di jalanan kota Hong Kong, Jumat (25/1/2019). (ANTARA/Alviansyah P/am)

Menghadapi tantangan kompetitif ini, diler Chevrolet akan mulai menerima pemesanan pelanggan untuk Blazer listrik pada 18 Juli, beberapa bulan sebelum peluncuran kendaraan yang dijanjikan pada musim semi 2023.

Pemilik Jim Butler Auto Group Brad Sowers mengatakan pelanggan sudah menanyakan perihal Blazer listrik dan SUV Equinox listrik yang menurut produsen GM akan dipatok seharga mulai dari 30.000 dolar AS atau sekitar setengah harga Model Y. Sowers memperkirakan harga Blazer dipatok mulai dari 36.000 dolar AS.

Chief Executive GM Mary Barra mengatakan pihaknya menargetkan untuk mengirimkan 400.000 kendaraan listrik baru di Amerika Utara pada 2022 dan 2023. Peluncuran yang sukses untuk Blazer dan Equinox akan sangat penting untuk mencapai target tersebut.

Sejauh tahun ini, tidak hanya GM yang berusaha bersaing dengan Tesla melainkan juga Ford dan Hyundai di pasar kendaraan listrik AS. Mobil listrik terlaris GM, Chevy Bolt, tidak diproduksi selama berbulan-bulan karena penarikan baterai. Produksi model EV yang lebih baru termasuk GMC Hummer EV, Cadillac Lyriq, dan pickup listrik Chevrolet Silverado baru saja dimulai.

Keputusan GM untuk mulai mempromosikan Blazer listrik jauh sebelum peluncurannya dapat membantu pihak diler mempertahankan minat pelanggan mengingat Ford dan merek lain meningkatkan penjualan EV baru yang mereka miliki saat ini, kata diler Chevrolet.

“(Langkah) ini untuk menjaga minat EV terkait merek Chevy karena kami benar-benar terjebak dengan kendaraan yang tidak bisa kami jual yaitu Bolt EV,” kata Managing Partner di Stingray Chevrolet di Plant City, Florida, AS, Steve Hurley.

Baca juga: Chevrolet Blazer versi listrik hadir bulan depan

Baca juga: GM mulai produksi SUV Chevrolet Tracker di Argentina Juli

Baca juga: GM kantongi izin tarik ongkos penumpang mobil swakemudi

Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022

Credit: Source link