Clothing Line Ini Temukan Inspirasi Bangkit dari Bangkrut di Internet

JawaPos.com – Istilah clothing line bukan lagi hal asing di telinga, terutama bagi yang mengikuti perkembangan fashion. Di Indonesia industri fashion terus berkembang dan banyak brand luar negeri yang berinvestasi di bidang ini.

Bermula dari ketidaksengajaan, muncul sebuah merek fashion bernama Kattoen di Malang, Jawa Timur. Sebelum memiliki nama besar seperti sekarang, ada perjuangan luar biasa yang dilalui sang empunya.

Kattoen memulai bisnisnya dengan tujuan agar orang lain bisa membuat brand dengan lebih mudah. Mereka memilih kaos polos sebagai produk utamanya. Setelah berjalan 2 tahun, Kattoen memberanikan diri membuat event berskala kecil di Malang Town Square.

Brand kaos polos ini kemudian dikenal berkat sering mengikuti event. Namun sayangnya bisnis mereka menjadi sangat bergantung dengan event yang diadakan.

“Waktu awal 2015 sampai 2017 kita sudah kesulitan dari sisi penjualan. Kita baru bisa hidup kalau ikut event. Hidup kita di event. Kalau tidak ikut event, selesai (bangkrut),” ungkap owner Kattoen, Rizky dalam keterangan resminya.

Di tengah kondisi yang semakin sulit, tepatnya di bulan November 2017, Kattoen mengalami kerugian hingga ratusan juta. Tidak ada modal lagi untuk melanjutkan bisnisnya.

Namun, Rizky berusaha mencari solusi. Ia kemudian mencari cara untuk bangkit dari bangkrut di internet. Dari situ ia melihat berbagai macam penawaran, salah satunya internet marketing.

“Saya beranikan diri untuk belajar dagang online. Saya cuma punya waktu belajar sebulan. Desember awal saya mulai belajar, 2018 langsung saya praktikkan,” tuturnya.

Belajar dari kegagalan sebelumnya, Kattoen menyadari bahwa sebagian besar konsumennya berasal dari luar Malang, mulai Aceh hingga Papua. Meski tidak banyak, pelanggan mereka juga ada yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.

Penghasilan Kattoen hingga tahun 2019, sebelum kemudian diterpa Covid-19 pada 2020. Penjualan yang awalnya lebih banyak melalui website, kemudian beralih ke marketplace.

Untungnya, mereka masih dapat bertahan dengan mengandalkan bisnis kaos polos. Mereka mengamati setiap konsumen yang membeli produknya, kemudian menjadikannya sebagai peluang baru.

“Kebanyakan orang yang membeli di kita itu karena untuk mengoleksi warna,” ungkapnya.

Dilansir dari @kattoen, brand lokal ini masih terus berinovasi dengan produk yang ditawarkan. “Kita ingin menyediakan warna yang hanya kita yang jual. Kita mengeluarkan seri 5 sampai 10 warna, tapi cuma kita yang jual,” bebernya.


Credit: Source link