Ilustrasi kilang minyak
Beijing – Jumat hari ini, delegasi dari Korea Selatan bertandang ke Washington. Dalam kunjungan tersebut, Tirai Bambu itu akan membahas pembebasan sanksi Iran.
Delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Ekonomi, Yun Kang-hyeon bertemu dengan Francis Fannon, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Biro Sumber Daya Energi, serta sejumlah pejabat terkait AS lainnya.
Pertemuan itu setelah Presiden Donald Trump manarik Gedung Putih dari pakta 2015. Ia menyebut kesepakatan paling terburuk yang pernah ada. Di saat yang sama Washington akan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang mulai berlaku pada 6 Agustus.
Selain itu, Trump juga mendesak sekutunya untuk memotong impor minyak mereka dari Iran pada 4 November. Imbauan tersebut mendorong beberapa pelanggan utama minyak mentah Iran, seperti Korea Selatan dan India, berusaha menghindari permintaan itu.
“Penyuling Korea Selatan memasukkan uang ke rekening bank di sini untuk impor minyak dari Iran, yang perusahaannya membayar pembelian produk Korea Selatan melalui mereka,” menurut Yonhap.
“Volume perdagangan dua arah mencapai USD12 miliar pada 2017. Korea Selatan mengekspor produk senilai USD4 miliar,” kata laporan itu.
Pejabat Korea, Yun, telah menekankan posisi negaranya mendukung resolusi damai terhadap masalah nuklir Iran, menurut kementerian luar negeri negara Asia Timur Laut.
Lebih lanjut media itu menyebutkan bahwa perusahaan Korea Selatan menerima pengabaian untuk melanjutkan bisnis mereka dengan Iran.
Sebelumnya, Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: AS, Perancis, Inggris, China, dan Rusia plus Jerman menandatangani perjanjian nuklir pada tahun 2015. Iran menerima untuk mengekang program nuklirnya sebagai ganti bantuan sanksi ekonomi.
TAGS : Amerika Serikat Iran Korea Selatan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/38036/Cuekin-AS-Korsel-Lanjutkan-Bisnis-dengan-Iran/