Tiga Bank BUMN, Mandiri, BRI, dan BNI
JAKARTA, Jurnas.com – Perolehan laba tiga bank pelat merah yaitu PT Bank Mandiri Persero Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., tercatat menurut sekira 40% pada periode semester I-2020 akibat dampak Covid-19.
Bank Mandiri mencatat perolehan laba bersih Rp10,29 triliun secara konsolidasi. Angka ini turun 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,53 triliun.
BRI mencatatkan penurunan laba pada semester I-2020 sebesar 37%, dengan raihan sebesar Rp10,2 triliun. Padahal pada semester I-2019 BRI mencatatkan laba bersih Rp16,16 triliun.
Sementara BNI tercatat mengalami penurunan yang paling dalam. Tercatat laba bersih perseroan pada semester I-2020 sebesar Rp4,46 triliun. Angka ini turun 41,54% dibandingkan periode semester I-2019 yang sebesar Rp7,63 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan bahwa, laba sebelum pajak tercatat Rp13,86 triliun. Capaian itu turun 21,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,62 triliun.
“Kami melakukan efisiensi biaya dengan fokus pada peningkatan produktivitas dan menurunkan biaya operasional. Saat ini sudah turun 8,7%,” kata Royke saat konferensi pers secara virtual, di Jakarta Rabu (19/8/2020).
Sementara Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, mengungkapkan bahwa, penyebab turunnya laba perseroan selama semester I-2020 dikarenakan adanya upaya penyelamatan terhadap UMKM di tengah pandemi Covid-19.
“Jadi penurunan ini sudah dijelaskan panjang-lebar adalah upaya kita untuk penyelamatan UMKM berupa restrukturisasi dan juga kita melakukan beberapa insentif kepada debitur dengan penurunan suku bunga,” ujar Haru di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Menurut Haru, dampak dari restrukturisasi tersebut membuat pendapatan bunga BRI tidak diterima sebagaimana yang seharusnya. Oleh karena itu menyebabkan NIM (net interest margin/rasio pendapatan bunga bersih) BRI turun menjadi 5,6%.
Lain halnya dengan BNI, tercatat laba bersih semester I-2020 sebesar Rp4,46 triliun. Angka ini turun 41,54% dibandingkan periode semester I-2019 yang sebesar Rp7,63 triliun.
Meski laba bersih turun cukup dalam total aset BNI tercatat Rp880,12 triliun atau tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp843,21 triliun
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan bahwa, pertumbuhan aset BNI terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh baik sebesar 11,3% yoy menjadi Rp662,38 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp595,07 triliun.
“Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, untuk memperbaiki cost of fund ke depan. Sampai dengan semester pertama 2020, cost of fund menjadi 2,9% membaik 30 basis point (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2%,” katanya.
Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di Semester pertama sebesar -5,6% yoy, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5%. Penyaluran kredit BNI tercatat Rp576,78 triliun tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp549,23 triliun.
TAGS : laba bank BUMN covid-19
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/77313/Dampak-Covid-19-Laba-Tiga-Bank-BUMN-Tergerus-Hingga-40/