Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi menyampaikan pidatonya pada konferensi pers di akhir KTT Uni Eropa dan Liga Arab pertama (Khaled Desouki/AFP)
Kairo, Jurnas.com – Mesir sedang bersiap menghadapi aksi demonstrasi akhir pekan kedua pada Jumat (27/9), menyusul kemarahan atas kesulitan ekonomi dan dugaan korupsi tingkat tinggi.
Perlawanan terbuka pekan lalu atas Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang dipicu oleh video viral dari pengusaha Mesir yang diasingkan, Mohamed Aly, mengejutkan banyak pihak.
Terpilih sebagai presiden pada 2014 silam setelah memakzulkan Mohamed Morsi dan Ikhwanul Musliminnya, Sisi dipandang oleh banyak orang sebagai salah satu tokoh paling otoriter di Timur Tengah.
Dikutip dari CNA pada Jumat (27/9), Aly menyerukan “pawai sejuta orang” dan “revolusi rakyat” untuk menggulingkan kepala negara yang tak kenal kompromi itu.
Tokoh konstruksi tersebut menuduh Sisi membangun istana mewah, sementara wajib pajak bergulat dengan dampak penghematan, di bawah program pinjaman IMF sebesar US$12 miliar.
Dalam beberapa hari terakhir, keamanan telah terlihat ditingkatkan, terutama di Lapangan Tahrir Kairo, pusat pemberontakan populer 2011 yang menggulingkan lama otokrat Hosni Mubarak.
Lokasi ikonis itu adalah kunci dari demonstrasi pekan lalu, yang pecah setelah pertandingan sepak bola dengan pengunjuk rasa meneriakkan “pergi, Sisi!” dan menuduhnya memimpin “rezim militer”.
Di samping memperkuat kehadiran mereka di jalan-jalan, pasukan keamanan juga telah menahan orang-orang yang mereka curigai sebagai pengaruh utama dari kerusuhan, baik wartawan, aktivis hak asasi manusia dan pengacara.
Dua LSM lokal memperkirakan pada Kamis (26/9) kemarin bahwa sekitar 1.900 orang telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir.
“Sisi telah menjelaskan bahwa ia bermaksud untuk tetap berkuasa untuk beberapa waktu, dan protes tidak akan mengubah kalkulus itu untuknya,” kata H A Hellyer, seorang rekan senior di Royal United Services Institute di London.
Karena itu, lanjuut Hellyer, protes lebih lanjut kemungkinan akan ditanggapi dengan keras oleh Presiden Sisi.
Pada Agustus 2014, lebih dari sebulan setelah Sisi menggulingkan Morsi, polisi membubarkan dua kubu yang penuh dengan pendukung pemimpin Islam di Kairo, menewaskan sekitar 800 orang dalam bentrokan, menurut angka resmi.
Pemerintah menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai “organisasi teroris” akhir tahun itu, tetapi tindakan keras terhadap oposisi telah meluas ke organisasi sekuler dan aktivis hak asasi.
Sebelumnya, Aly mengunggah video satu menit yang berisi cuplikan dari kerusuhan 2011 dan kemudian disandingkan dengan deklarasi Sisi.
Video tersebut rupanya memicu serangan balik yang keras dari para pendukung presiden, dengan menggunakan tagar #longliveSisi dan #theywantchaos.
TAGS : Abdel Fattah al-Sisi Presiden Mesir Demonstrasi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/59964/Demonstrasi-Penggulingan-Presiden-Mesir-Berlanjut/