DENPASAR, BALIPOST.com – Perekonomian Bali di triwulan IV 2020 masih menunjukkan keterpurukan jika dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Bali dalam rilisnya, Jumat (5/2), menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi sebesar -12,21 persen.
Masih dalam rilisnya, Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, S.Si, M.Si, memaparkan bahwa jika dibandingkan triwulan sebelumnya, terjadi pertumbuhan positif sebesar 0,94 persen jika dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku berlaku (ADHB) yang mencapai Rp 224,21 triliun. Dengan capaian tersebut, ekonomi Bali triwulan IV-2020 tercatat tumbuh sebesar 0,94 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q).
“Jika diukur atas dasar harga berlaku (ADHB), total nilai tambah tersebut mengalami penurunan Rp 27,93 triliun dibandingkan capaian tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 252,14 triliun. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan IV-2020 tercatat tumbuh negatif sedalam -12,21 persen,” jelasnya.
Disebutkannya, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Bali selama 2020 tercatat tumbuh negatif sedalam -9,31 persen. Di 2020, struktur ekonomi Bali dari sisi produksi masih didominasi tiga lapangan usaha. Yakni Lapangan Usaha Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) dengan besaran nilai tambah Rp 41,19 triliun (18,37 persen) dari total PDRB Bali. Kontributor terbesar kedua adalah Lapangan Usaha Kategori A (Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan) dengan sumbangan nilai tambah Rp 33,83 triliun (15,09 persen), kemudian disusul oleh Kategori F (Konstruksi) yang nilai tambahnya tercatat sebesar Rp 23,75 triliun (10,59 persen).
Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 54,06 persen. (kmb/balipost)
Credit: Source link