JawaPos.com – Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) PBNU, Arifin Junaidi meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), khususnya Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid untuk segera menyusun kerangka kerja revisi Kamus Sejarah Indonesia yang sempat menjadi polemik.
“Tunjukkan Kemendikbud serius untuk merevisi buku yang menuai kontroversi tersebut secepatnya,” ungkap dia, Jumat (23/4).
Untuk menghindari terulangnya kesalahan serupa, Arifin menyarankan agar terlebih dulu ditetapkan tujuan penulisan buku dan kriteria-kriteria. “Mendikbud Nadiem sudah mengakui banyak bolong-bolong dalam buku tersebut. Jangan sampai lagi terjadi ini masuk itu tidak (ada yang masuk kamus dan tidak),” tegasnya.
Arifin yang akan tergabung dalam tim revisi buku tersebut mengatakan, saat ini sudah beredar sinisme masyarakat, yakni permintaan maaf Mendikbud Nadiem Makarim tidak akan ada tindak lanjut.
Berdasarkan hal itu kerja cepat Kemendikbud sangat menentukan. Terhadap permintaan tersebut, Hilmar pun menyatakan kesediaannya untuk bekerja serius dan cepat. “Kami akan segera menyiapkan kerangka kerja,” tegas dia.
Arifin melanjutkan, mengungkapkan rencana kerjanya, pertama akan mendengarkan masukan-masukan dari para tokoh dan ahli sejarah NU, dilanjutkan membentuk tim intern NU. Tim tersebut nantinya akan memberikan masukan-masukan kepada tim yang dibentuk kemendikbud.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link