Diminati Konsumen, Dendeng Asap Babi Hitam Dipasarkan hingga Luar Bali

Babi hitam dikembangkan di Desa Panji, Kecamatan Sukasada untuk memenuhi permintaan bahan baku dendeng babi asap. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dendeng asap babi hitam (babi Bali) saat ini makin populer. Pemesannya tak hanya dari Bali, namun sudah menyebar hingga Papua. Demikian diungkapkan Penasehat KWT Kayu Sugih, Made Santika, Minggu (11/9).

Ia mengatakan produk olahan ini dihasilkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kayu Sugih, Desa Panji, Kecamatan Sukasada. Dendeng asap ini banyak diminati konsumen, bahkan dari Papua, Bekasi, Bandung, dan daerah lain di Indonesia.

la mengakui daging babi hitam memang dikenal memiliki keunggulan dari segi rasa. Sehingga pihaknya memilih menggunakan daging itu untuk dendeng.

Ia juga berharap keberadaan babi hitam bisa terhindar dari kepunahan, terutama di kampung halamannya. “Dahulu banyak orang menyebut kalau olahan daging Kucit Selem (Babi Hitam, red) dagingnya enak untuk diolah, namun belakangan kian berkurang. Ini, memotivasi kami untuk melestarikan Babi Bali dengan mengolah dagingnya menjadi dendeng asap,” katanya.

Menurut Santika, bagian daging pada punggung atas sangat baik dijadikan dendeng asap. Ciri daging ini berwarna merah cerah.

Untuk memberikan cita rasa asap yang lebih kuat, serabut kelapa digunakan. “Pernah pakai kayu bakar, tapi dendengnya kurang enak karena aroma dari asapnya sangat kurang. Kemudian saya pelajari, dan mencoba dengan memakai serabut kelapa, ternyata aroma asapnya lebih kuat dan konsumen sangat puas,” jelasnya.

Dendeng asap dari Bali Utara ini banyak dipesan sebagai oleh-oleh dari tamu yang berkunjung ke Buleleng. Per kilogram, dendeng asap dijual Rp200.000. “Pesanan lumayan ramai dan pada situasi tertentu kami masih kesulitan memenuhi permintaan karena produksi dagingnya juga masih sedikit,” katanya.

Sementara itu Perbekel Desa Panji, Jro Mangku Made Ariawan mengatakan, pemerintahan desa berupaya memenuhi suplai daging babi hitam untuk diolah menjadi dendeng asap. Selain memprogramkan pemberian bantuan bibit, warga juga didorong beternak Babi Bali dengan sistem kandang koloni.

Ariawan optimis, dengan semakin banyak kelompok peternak memelihara Babi Bali, tak saja populasinya bisa terjaga, bahan baku dendeng asap bisa dipenuhi. “Selain mendukung kebijakan pemerintah dalam hal ketahanan pangan, tujuan kami adalah melestarikan Babi Bali,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Credit: Source link