dr Bimanesh saat menjadi saksi atas terdakwa Fredrich Yunadi di Pengadian Tipikor, Jaksel.
Jakarta – Dokter Bimanesh Sutarjo mengungkap sejumlah keganjilan saat Setya Novanto dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Termasuk saat Novanto dibawa ke ruang perawatan VIP 323.
Demikian diungkapkan dokter RS Medika Permata Hijau itu saat bersaksi untuk terdakwa merintangi penyidikan, Fredrich Yunadi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (19/4/2018). Kejanggalan dirasa dokter Bimanesh saat Setya Novanto diboyong dengan terburu-buru menuju perawatan VIP 323.
“Masuk pasien dengan diantar terburu-buru. Ramai seperti hiruk pikuk,” ungkap Bimanesh saat bersaksi.
Novanto, kata Bimanesh, saat itu berada di atas sebuah tempat tidur beroda atau brankar dengan didampingi sejumlah petugas keamanan rumah sakit dan perawat. Saat itu, kata Bimanseh, brankar didorong dengan sangat cepat dan tergesa-gesa.
Bimanesh menilai hal itu tidak lazim dilakukan. Seharusnya, kata Bimanseh, brankar tidak didorong dengan cepat lantaran pasien yang sedang sakit sangat sensitif.
Kejanggalan lain, ungkap Bimanesh, saat itu seluruh tubuh Novanto ditutup dengan selimut. Itu dinilai janggal lantaran Novanto disebut baru mengalami kecelakaan.
Ditutupnya seluruh tubuh Novanto dengan selimut sempat ditanyakan Bimanesh kepada petugas dan perawat yang membawa. Namun, mereka tidak memberikan alasan mengapa seluruh tubuh Novanto ditutup dengan selimut.
“Kalau dari IGD kan tidak perlu terburu-buru dan tidak pakai selimut kayak hijab tebal gitu. Saya tanya tapi tidak ada yang menjawab,” ujar Binanesh.
Sepenglihatan Bimanesh saat itu, Novanto hanya mengalami luka lecet ringan. Kata Bimanesh, di kening Novanto hanya terdapat lecet berukuran 1,5 sentimeter. Biasanya luka ringan itu akibat benturan benda tumpul yang ringan.
“Saya lihat di luar ada beberapa luka lecet di sebelah kiri, di leher segaris dan di lengan. Cuma tiga itu saja yang saya jumpai,” tutur Bimanesh.
Bimanesh memastikan, tidak ada benjolan besar di dahi Novanto seperti pernyataan pengacara Fredrich Yunadi. “Hanya kulit ari yang terkelupas dan bengkak sedikit,” ucap dia.
Menurut Bimanesh, Novanto saat itu dalam kondisi sadar meski tekanan darahnya cukup tinggi. Pertanyaan yang diajukan dokter Bimanesh juga dapat dijawab oleh Setya Novanto. Kepada Novanto, Bimanesh menyarankan agar lebih banyak beristirahat.
“Ini harus istirahat banyak. (Novanto) hanya ngangguk aja. Itu beresiko tinggi struk dan serangan jantung,” tandas Bimanesh.
TAGS : KPK Setya Novanto E-KTP
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/32786/Dokter-Bimanesh-Ungkap-Kejanggalan-Setnov-Usai-Tabrak-Tiang/