Dokter Desak Vaksinasi Tak Buru-Buru, Begini Respons Satgas Covid-19

Dokter Desak Vaksinasi Tak Buru-Buru, Begini Respons Satgas Covid-19

JawaPos.com – Para profesi dan perhimpunan dokter bersuara agarn vaksinasi jangan terburu-buru. Sebab kandidat vaksin Covid-19 yang sudah ada, semuanya belum lulus uji klinis fase III. Apalagi, sasaran pertama vaksinasi akan diberikan pada garda terdepan atau tenaga kesehatan yang paling berhadapan dengan virus Korona. Maka banyak dokter yang menolak menjadi kelinci percobaan. Presiden Joko Widodo juga menegaskan agar vaksinasi tak dilakukan dengan tergesa-gesa.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito setuju dengan permintaan para dokter. Satgas Covid-19 mendukung arahan Presiden. Dia menegaskan bahwa vaksin yang akan diterima oleh masyarakat Indonesia, semua harus lolos tahap uji klinis untuk menjamin keamanannya.

“Uji klinis ini memang membutuhkan waktu, sehingga tidak dapat dilakukan tergesa-gesa. Roadmap vaksinasi yang saat ini telah masuk finalisasi juga memperhitungkan semua aspek uji klinis tersebut,” tegas Prof Wiku dalam konferensi pers, Kamis (22/10).

Terkait strategi komunikasi, kata dia, pemerintah telah memperkuat komunikasi lintas sektor untuk memastikan keberagaman informasi di semua sektor yang terlibat sehingga meminimalisir informasi yang simpang siur. Sedangkan Satgas Covid-19 terus memberikan edukasi pada publik soal vaksin.

“Usaha ini dilakukan agar masyarakat mendapat informasi yang transparan dan kredibel, selain itu juga diharapkan mampu menjawab keraguan yang sering muncul dan maraknya informasi yang tidak bertanggung jawab atau hoaks terkait vaksin Covid-19,” jelasnya.

Prof Wiku menegaskan untuk memastikan keamanan dan keefektivitas vaksin Covid-19, para pengembang vaksin harus melalui berbagai tahapan pengembangan uji klinis fase I hingga III. Tahapan ini merupakan upaya berbasis medis dan ilmiah untuk memastikan keamanan, efektivitas, juga dosis aman yang dapat digunakan kepada masyarakat.

“Vaksin yang akan diberikan masyarakat adalah vaksin yang lulus semua tahapan uji klinis sehingga aman dan efektif untuk digunakan,” katanya.

Prof Wiku menambahkan saat ini terdapat sejumlah kandidat vaksin yang sedang disiapkan oleh pemerintah yaitu Sinovac, Sinopharm, CanSino, AstraZeneca, dan Genexine. Sebelum vaksin-vaksin ini diproduksi secara masal dan nantinya diberikan kepada masyarakat, harus melalui berbagai tahapan pengembangan untuk memastikan keamanan penggunaan pada manusia dan rentang dosis aman yang digunakan.

“Masing-masing tahapan memiliki ketentuan yang harus dipenuhi agar memiliki standar yang baik sehingga aman dan efektif. Pemerintah terus berkoordinasi dengan para pengembang vaksin untuk memastikan bahwa vaksin-vaksin yang dikembangkan dapat lolos tahapan uji klinis sebelum nantinya mendapat persetujuan dari BPOM untuk diproduksi masal,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PB IDI dr. Daeng M Faqih, SH, MH mengapresiasi dan mendukung upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Namun agar program vaksinasi ini dapat berjalan dan memperoleh hasil yang optimal, maka PB IDI memberikan rekomendasi.

“Perlu diadakan persiapan yang baik dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan serta persiapan terkait pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan instruksi presiden agar program vaksinasi ini jangan dilakukan dan dimulai dengan tergesa-gesa,” sebut dr. Daeng.

Dia menegaskan dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan, ada syarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu vaksin yang digunakan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitasnya, serta keamanannya dengan dibuktikan adanya hasil yang baik melalui uji klinis fase III yang sudah dipublikasikan. Dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brasil sudah selesai dilaksanakan pada 9 ribu relawan. Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15 ribu relawan.

“Kita bisa melihat ini ada unsur kehati-hatian juga dilakukan di negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase III. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa program vaksinasi adalah sesuatu program penting namun tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa,” tuturnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles