Dukung Pemerintah, Relx Bersama Appnindo dan APVI Gelar Vaksinasi

JawaPos.com – Berbagai sektor industri saling berlomba-lomba mendukung dan menggelar program vaksinasi yang ditergetkan pemerintah. Tak terkecuali kalangan pelaku industri Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang juga tergabung dalam Aliansi Pengusaha Pengantar Nikotin Elektronik Indonesia (Appnindo).

“Ini sebagai bentuk tanggungjawab industri dalam membantu percepatan program vaksinasi Pemerintah Indonesia, ” ujar General Manager Relx Indonesia Yudhistira Eka Saputra dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Rabu (18/8).

Menurut Yudhistira, dalam program vaksinasi yang digelar oleh Appnindo bersama dengan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) ini tercatat diikuti oleh 400 peserta, mereka rata-rata adalah vaporista dan pemilik sekaligus pekerja di toko vape.

“Setelah vaksinasi pertama ini, kami akan menggelar vaksinasi kedua pada 7 November mendatang,” lanjut Yudhi.

Ketua Umum APVI Aryo Andrianto menyatakan industri HPTL mengalami hantaman cukup keras akibat pandemi yang menyerang Indonesia sejak awal 2020 lalu. Demi menciptakan ketahanan sekaligus membangkitkan kembali industri HPTL, APVI berkolaborasi dengan Appnindo menggelar program vaksinasi agar kesehatan seluruh pihak yang berkontribusi dalam rantai pasok tetap terjaga sehingga dapat menjalankan bisnisnya pada masa sulit ini.

“Sebagai wadah bagi para pelaku usaha HPTL di Indonesia, Appnindo bersama APVI melakukan program vaksinasi ini guna menjaga ketangguhan para vaporista sehingga industri ini bisa kembali bangkit dan bertumbuh. Hal ini juga sejalan dengan tema HUT RI ke-76, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” kata Aryo.

Hal senada juga diungkapkann, Ketua APPNINDO Roy Lefrans. Menurutnya Melalui program ini, ia berharap kondisi perekonomian segera membaik dan Indonesia semakin kuat dalam melalui pandemi, sehingga masyarakat, termasuk para pelaku usaha di industri HPTL dapat beraktivitas seperti sedia kala.

“Kami pun optimistis perekonomian nasional dapat segera bangkit,” imbuhnya.

Meskipun, lanjut Roy, pandemi telah menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat karena banyak yang kehilangan mata pencaharian. Ditambah lagi pemberlakuan kebijakan pembatasan aktivitas sosial membuat para pelaku usaha tidak dapat membuka tokonya. Kondisi ini berdampak besar terhadap penjualan produk HPTL. Hal ini diperkuat dengan realisasi cukai HPTL yang hanya Rp 298 miliar atau turun 28 persen dibandingkan perolehan semester I-2020 lalu yang senilai Rp 415 miliar.

“Maka dari itu, seluruh stakeholder di rantai pasok industri HPTL sangat berharap pemerintah dapat membantu industri HPTL agar dapat terus bertahan dan mampu melewati periode pandemi,” punkasnya.


Credit: Source link