JAKARTA, BALIPOST.com – Pelaksanaan identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak mulai membuahkan hasil. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, berhasil mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 itu.
Korban yang berhasil diidentifikasi Senin (11/1), dikutip dari Kantor Berita Antara, bernama Okky Bisma, kru pesawat. “Pada hari ini, tim juga melakukan rekonsiliasi kalau orang awam pencocokan antara data antemortem dengan data post mortem,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono.
Hasil rekonsiliasi tersebut, lanjut dia, tim dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan bernama Okky Bisma.
Dalam kesempatan sama, Kapus Inafis Polri BrigjenPol. Hudi Suryanto mengatakan bahwa Pus Inafis mengidentifikasi dari body part yang ditemukan berupa tangan kanan yang lengkap. “Dengan jarinya masih bagus sehingga itu memudahkan kami melakukan pengidentifikasian yang akhirnya kami bisa mendapatkan identitas,” ungkap Hudi.
Dengan alat yang dimiliki Pus Inafis, kata dia, saat sidik jari tersebut ditempelkan pada alat tersebut akan langsung terhubung dengan data di Ditjen Dukcapil Kemendagri. “Akan memunculkan kandidat. Kandidat ini kami teliti satu per satu ternyata setelah kami cek dari data manifes nama Okky Bisma juga ada pada daftar manifes nomor 4,” kata Hudi.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. (kmb/balipost)
Credit: Source link