JawaPos.com – Harga emas dunia hari ini bergerak lebih rendah cenderung mengalami tertekan karena kenaikan imbal hasil US Treasury yang melampaui dukungan dari kekhawatiran kenaikan inflasi dan sektor properti Tiongkok yang bermasalah. Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.780,61 per ounce pada pukul 24.38 WIB. Sedangkan, emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melemah 0,2 persen menjadi USD 1.781,9 per ounce.
Analis pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, harga emas masih berpotensi menguat karena ekspektasi kenaikan inflasi global meskipun di sisi lain kenaikan yield obligasi pemerintah AS menekan harga emas. “Kenaikan inflasi mendorong pelaku pasar masuk ke aset emas untuk mengamankan nilai asetnya dari inflasi,” ujarnya kepada JawaPos.com, Jumat (22/10).
Selain itu, lanjutnya, isu kesulitan sektor properti Evergrande menjual anak perusahaannya untuk menutup utang juga menjadi sumber kekhawatiran baru yang mendorong kenaikan harga emas.
Di sisi lain, yield obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun yang terus naik menembus 1,7 persen memberikan tekanan ke harga emas. Kenaikan ini didukung oleh data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang berkurang melebihi ekspektasi yang artinya kondisi tenaga kerja AS membaik.
Ariston menyebut, jika hal tersebut dapat mendukung kebijakan pengetatan Bank Sentral AS sehingga dolar menguat dan menekan harga emas. “Hari ini bila isu yield AS menguat, harga emas bisa tertekan ke kisaran USD 1.760 per troy ounce. Sementara resisten di kisaran USD 1.790. Penembusan ke atas level tersebut bisa mendorong harga ke kisaran USD 1.810,” pungkasnya.
Mengutip logammulia.com, harga emas batangan milik Antam naik Rp 4.000 per gram dijual seharga Rp 925.000 per gram. Harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga naik Rp 4.000 ke angka Rp 811.000 per gram.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link