Era Digital, Sektor Teknologi Jadi Peluang Peluang Usaha Baru

Era Digital, Sektor Teknologi Jadi Peluang Peluang Usaha Baru

Jumlah pelaku usaha kecil dan menengah terus meningkat. Di dalamnya, masih terdapat banyak sekali peluang dan potensi bagi entrepreneur baru. Berporos pada kekuatan teknologi, berikut industri-industri kecil yang bisa meraup ceruk yang menjanjikan.

MASIH banyak mesin produksi manual yang menjadi peluang bagi PT Engineering Solution Technology. IKM (industri kecil dan menengah) asal Malang itu memodifikasi alat tenaga manusia menjadi otomatis.

CEO PT Engineering Solution Technology Devrian Tandrianto mengungkapkan, rata-rata usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia masih berada di Industri 2.0. Sementara itu, pemerintah mendorong untuk naik kelas menuju Industri 4.0 sehingga perlu perubahan dengan melakukan integrasi mesin.

’’Untuk itu, kami bergerak di bidang modifikasi dan upgrade mesin dengan target pasar IKM yang masih menggunakan tenaga konvensional atau belum memanfaatkan teknologi,’’ tuturnya pekan lalu.

IKM yang tampil pada ajang Startup4Industry (S4I) yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian melakukan modifikasi alat-alat produksi yang telah dimiliki mitra. Misalnya, memodifikasi dan mengintegrasikan tiga mesin yang ada di usaha pembuat keju agar menghemat biaya, waktu, dan tentu tetap berkualitas.

’’Dua mesin pembuat keju dimodifikasi sesuai takaran mulai 100 hingga 1.000 gram. Mitra masih memakai mesin manual yang dikendalikan seorang operator. Mesin itu harus on/off setiap 18 menit sekali karena menjaga keamanan water heater,’’ urai Devrian.

Kemudian, pihaknya mengintegrasikan menjadi sebuah software yang bisa autoreset bergantung kebutuhannya. Tanpa harus bolak-balik setiap 18 menit lagi dan suhu tetap terkontrol serta ada sirene jika proses selesai.

Menurut Devrian, modifikasi bisa dilakukan pada mesin apa saja. ’’IKM di Indonesia ke Industri 3.0 saja belum. Sehingga kita harus lebih banyak mengotomatiskan mesin-mesin manual daripada beli baru yang tentu akan memakan biaya lebih mahal lagi,’’ tuturnya.

Hal senada juga dilakukan PT Inovasi Anak Negeri (Inagi) yang membuat mesin-mesin untuk para IKM. Direktur Inagi Farizqi Bayu P. menjelaskan, perusahaannya melakukan riset dan manufaktur inovasi teknologi dengan mengembangkan produk yang sesuai kebutuhan pasar. Di antaranya, mesin sterilisasi, pengolahan susu, dan turunannya. Serta, alat F&B hingga mesin agroindustri lainnya.

Farizqi mencontohkan mesin sterilisasi makanan yang hasil olahannya semula bertahan hanya 6 bulan sebelum dibuka, menjadi satu tahun. ’’Inovasi itu mendukung pertumbuhan UKM untuk berdaya saing tinggi,’’ urainya yang juga mengikuti ajang Startup4Industry (S4I).

Farizqi juga menyebut IKM pembuat tempe. Sebelumnya, mereka harus merebus kedelai dan skalanya pasti masih rendah. ’’Kami buatkan mini-boiler-nya,’’ bebernya.

Sementara itu, PT Surya Sarana Dinamika (SSD) membidik peluang kebutuhan sistem otomasi industri dan robotik. Business Development SSD Talenta Amelia menyatakan, pelaku UKM harus memiliki ketelusuran data yang akurat guna mendapatkan kelancaran dalam suatu proses.

’’SSD membantu UKM dengan membuat suatu software untuk memiliki kelengkapan data. Mulai pencatatan produk masuk keluar dari gudang, jadwal produksi, pengiriman produk, hingga cek quality yang tersimpan dalam software tersebut,’’ ujarnya.

Apabila pencatatan gudang itu berantakan, lanjut dia, tentu akan berdampak, terutama pada kinerja karyawan yang tidak efektif dalam mengerjakan pekerjaannya. Selain itu, dapat mengganggu jadwal pengiriman. Apabila barang tersebut hilang atau tidak ditemukan, itu akan berdampak pada branding sampai ke pendapatan perusahaan.

’’Jadi, kami ingin memberikan kemudahan untuk mengontrol apa yang terjadi di gudang, baik dari proses pengiriman, penerimaan, penyimpanan, perpindahan, maupun pengambilan,” tuturnya.

Selanjutnya, ada Artaka yang merupakan sebuah aplikasi pembukuan digital untuk membantu UMKM yang sebelumnya unbankable menjadi bankkable. VP Business Development Artaka Dedy Santoso menjelaskan, hampir seluruh UMKM tidak memiliki pencatatan pembukuan yang lengkap.

’’Data yang sudah tercatat nanti bisa di-download dan setelah itu data bisa segera dihapus. Jadi, tidak perlu khawatir data tersebut dipergunakan tidak semestinya,’’ katanya.

Artaka juga memberikan banyak kemudahan, termasuk memberikan microsite yang bisa digunakan untuk penjualan. Pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai metode pembayaran sehingga pelanggan bisa dengan mudah menyelesaikan pembelanjaannya.

’’Kami melatih 10 mitra selama 10 minggu. Mereka akhirnya telah memiliki laporan keuangan laba rugi, arus kas, dan neraca. Juga, menyediakan microsite untuk berjualan layaknya marketplace dengan berbagai e-catalog-nya. Pelanggan dapat membeli dan memilih berbagai layanan payment method elektronik beserta QR payment,’’ bebernya.


Credit: Source link

Related Articles