JawaPos.com – Film Shadows merupakan salah satu film yang diputar di Asian Cinerama Film Festival yang digelar sejak Kamis (15/9) hingga Minggu (18/9) kemarin di XXI Plaza Indonesia, Jakarta. Film asal Hongkong tersebut berhasil memukau para penonton meski mereka harus sedikit berpikir untuk memahami filmnya secara utuh.
Film bergenre horor psycho thriller ini memang cukup memikat sejak awal. Filmnya menceritakan tentang psikiater forensik dengan kekuatan khusus. Film ini mengambil premis dari teori psikoanalisa Sigmund Freud.
Usai menonton film Shadows, juga diadakan sesi diskusi dengan produser sekaligus penulis naskah filmnya yaitu Mani Man. Dia mengaku film yang sutradara asal Singapura, Glenn Chan, menjadi film yang bagus dan menarik tidak lepas dari naskah yang dimatangkan sebelum memulai proses produksi.
“Selalu saja muncul perdebatan dalam sebuah produksi film. Film dibuat untuk tujuan komersial atau pencapaian seni (art-house). Untuk film Shadows, saya ingin dapatkan sisi komersialnya,tapi saya juga ingin menghadirkan film yang dapat diapresiasi pencapaian nilai seninya,” kata Mani Man di Plaza Indonesia, belum lama ini.
Film Shadows digarap melalui join production antara MM2 Entertainment dan Singapura dengan keterlibatan sutradara Glenn Chan dan sejumlah tim kreatifnya. Namun untuk badjet, filmnya sepenuhnya memang ditanggung oleh MM2.
Proses pengerjaan film Shadows disebut Mani Man mengalami sejumlah kesulitan. Mulai dari proses pematangan naskah hingga saat proses syuting dilaksanakan.
“Ada banyak kesulitan. Saat menulis, konsep ini sulit karena tidak ada jawaban yang absolut. Dalam penggarapan filmnya ada berbagai kesulitan karena harus membuat adegan saat sang tokoh masuk ke dunia subconscious,” jelasnya.
“Jadi, ada banyak hal yang didiskusikan dengan kru karena banyak hal yang harus dibuat untuk menunjukkan bagian subconscious. Proses post pro juga sulit karena bagian subconsius itu,” imbuhnya.
Ketika disinggung apakah Mani Man suka menonton film Indonesia, dia mengaku sangat suka. Dia pun telah menonton film karya anak bangsa.
“Salah satunya Satan’s Slaves (Pengabdi Setan), itu keren banget. Industri film di sini sedang berkembang, banyak film dan serial yang sudah masuk OTT seperti Disney+ dan Netflix,” tuturnya.
Credit: Source link