JawaPos.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun lamanya membuat gaya hidup masyarakat berubah. Kebijakan pembatasan untuk menekan angka kasus Covid-19 membuat mobilitas masyarakat terbatas sehingga lebih banyak beraktivitas secara virtual.
Selain aktivitas dalam pekerjaan, aktivitas berbelanja pun dilakukan secara digital. Selain didukung oleh infrastruktur platform digital, hal ini juga didukung oleh kemudahan sistem pembayaran digital dan akselerasi layanan bank digital.
“Digitalisasi ekonomi kita dikembangkan untuk melayani masyarakat dan bisnis. Apalagi Covid-19 membatasi mobilitas,” kata Perry secara virtual, Senin (14/2).
Perry menyebut, pertumbuhan pembayaran digital saat ini makin diminati dalam lima tahun terkahir. Sehak tahun 2017 hingga 2021, pembayaran digital tumbuh 56,7 persen. Sementara, transaksi digital melalui e-commerce juga tumbuh mencapai 71,3 persen selama periode tersebut.
Sehingga, digitalisasi diangkat menjadi salah satu topik utama yang dibahas di jalur keuangan (finance track) presidensi Indonesia G20 di tahun ini. Negara-negara yang tergabung dalam anggota G20 ini akan mematangkan transformasi digitalisasi ini dengan mengembangkan pembayaran antar wilayah (cross border fast payment), open API, juga QR.
“Salah satu agenda adalah mempersiapkan mata uang digital bank sentral,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link