Direktur Jenderal Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto (Foto: Dokumen Pribadi)
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Wikan Sakarinto, langsung meluncurkan gebrakan awal segera setelah dilantik pada Jumat (8/5) pagi oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.
Dia berencana melakukan `pernikahan` antara sekolah menengah kejuruan (SMK), kampus-kampus vokasi, dan lembaga pelatihan di Indonesia dengan industri sebagai pengguna lulusan.
Konsep ini menurut Wikan, merupakan tindak lanjut dari konsep Link and Match, yang sebelumnya sudah banyak dipraktikkan oleh SMK dan kampus vokasi. Namun dia menegaskan, Link and Match itu harus berlanjut, bukan hanya selesai pada MoU.
“MoU-MoU tersebut tidak boleh tidur atau menjadi sleeping MoU. Prinsipnya, harus betul-betul dalam dan berkelanjutan, `pernikahan` tersebut, dan menguntungkan seluruh pihak,” ujar Wikan dalam keterangannya kepada awak media.
Adapun tingkat kedalaman `pernikahan` vokasi dan industri dia jabarkan dalam enam poin. Pertama, kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan industri yang sebenarnya (real work), didukung oleh beberapa industri yang bereputasi, serta mejawab kebutuhan skill dan kompetensi masa depan.
Kedua, program magang atau praktik kerja industri minimal satu semester atau lebih, yang dikelola bersama dengan sangat baik dan terkonsep.
“Ketiga jumlah dosen tamu, praktisi, ekspertis dari industri atau dunia kerja yang mengajar di SMK dan kampus vokasi harus semakin tinggi dan intensif,” papar Wikan.
“Keempat, guru-guru SMK, dosen-dosen vokasi di Politeknik, Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Akademi Komunitas harus memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri dan dunia kerja,” sambung dia.
Kelima ialah, industri harus berkomitmen dalam penyerapan lulusan pendidikan vokasi, dengan skema penghargaan dan skema karir yang baik.
Dan keenam, adanya Sertifikasi Kompetensi yang diakui industri bagi lulusan SMK dan lulusan pendidikan tinggi vokasi, sehingga melengkapi ijazah dan kemampuan bahasa asing yang baik, ketika memasuki dunia kerja.
“Dan, masih ada beberapa contoh-contoh lainnya seperti beasiswa industri atau ikatan dinas bagi siswa dan mahasiswa vokasi, bantuan dari industri dalam bentuk donasi alat-alat laboratorium, dan sebagainya,” kata dia.
Wikan menjelaskan, bila konsep Link and Match dilakukan dengan komprehensif, maka pihak industri akan diuntungkan karena meningkatnya kualitas lulusan pendidikan vokasi yang jauh lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Program membawa praktisi industri ke sekolah dan kampus juga akan membuat siswa dan mahasiswa lebih cepat memahami dunia kerja. Sehingga, diharapkan biaya yang dikeluarkan oleh industri untuk melatih karyawan atau pegawai baru, bisa ditekan jauh lebih rendah. Waktu adaptasi lulusan baru di dunia kerja juga akan jauh lebih cepat dan berkualitas.
“Singkatnya, industri akan mendapatkan SDM yang lebih baik, lebih kompeten, lebih siap kerja dan lebih unggul, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktifitas dan menghadirkan inovasi-inovasi baru sehingga industri akan survive dan berkembang dengan lebih baik,” ujar Wikan.
Di sisi lain, lanjut Wikan, SDM pendidik dan pengelola pendidikan vokasi harus melakukan pembenahan, penguatan, dan inovasi-inovasi yang sesuai dengan poin-poin Link and Match tersebut, dan dengan agile serta adaptif harus mampu menterjemahkan tantangan dan karakter kompetensi masa depan.
Selanjutnya, pendidikan vokasi dituntut mampu berkolaborasi dengan pendidikan akademik dan profesi, untuk menghasilkan hasil riset terapan yang meng-hilirisasi riset-riset menjadi produk nyata, misalnya dalam bentuk prototype, yang di-hilirkan ke pasar, atau industri, atau masyarakat, atau pemerintah, atau stakeholder lainnya, sebagai solusi atas permasalahan nyata.
“Bahkan bisa didaftarkan HKI (Hak Kekayaan Intelektual/Paten) dan dipublikasikan ke platform publikasi terapan,” tandas dia.
TAGS : Dirjen Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto Dunia Industri
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/71955/Gebrakan-Awal-Dirjen-Vokasi-Nikahkan-Vokasi-dan-Industri/