Generasi Muda Dilatih Kelola Bisnis Berorientasi Lingkungan

DENPASAR, BALIPOST.com – Generasi muda dilatih mengelola bisnis berorientasi lingkungan. Sebab, Survei yang dilakukan oleh Cambridge Assessment International Education pada 2019 menunjukkan pelajar Indonesia berusia 13-19 tahun memiliki minat dan perhatian yang besar pada isu global terkait lingkungan.

Sebanyak 21 persen pelajar meyakini polusi (termasuk sampah plastik) adalah masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Selain itu, sebagian besar generasi muda Indonesia (sebanyak 93 persen) sangat bersemangat untuk menangani masalah ini dan telah melakukan aksi nyata, seperti mengubah gaya hidup yang berdampak pada lingkungan.

Dalam meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan dan pengembangan bisnis ini, pelajar dari lima SMA/SMK di Denpasar bersaing menunjukkan kepiawaian mengelola usaha mikro di kegiatan Regional Student Company Competition 2020. Tahun ini penyelenggaraannya secara daring oleh Citi Indonesia (Citibank) dengan dukungan dari Citi Foundation.

Kegiatan yang merupakan bagian dari Citi PeKa (Peduli dan Berkarya), bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI), ini digelar Minggu (6/9). Dalam kompetisi kewirausahaan ini, para pelajar memaparkan kinerja dari eco-business yang dikembangkan kepada enam juri dari kalangan profesional bisnis. Kelima sekolah tersebut, adalah SMAN 2 Denpasar, SMAN 5 Denpasar, SMKN 3 Denpasar, SMK Bintang Persada, dan SMK Pariwisata Harapan.

Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A. Anjungsari mengungkapkan salah satu fokus dari Citi Indonesia adalah pengembangan generasi muda, khususnya dalam hal edukasi keuangan serta dasar-dasar kewirausahaan. “Kami melihat bahwa peran wirausahawan muda sangatlah penting dalam membangun perekonomian Indonesia di masa depan, dan oleh karena itu, kami menggagas Youth Ecopreneurship Initiative bersama mitra kami Prestasi Junior Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan misi Citi yaitu enabling growth and economic progress bagi komunitas dimana kami beroperasi,” ungkapnya.

Terlebih lagi, pihaknya melihat bahwa Bali sangatlah mengandalkan sektor pariwisata, yang cukup terkena dampak dari pandemi saat ini. “Kami berharap melalui program dan kompetisi ini, dapat tercipta wirausahawan muda yang tangguh, kreatif, sekaligus dapat beradaptasi dalam kondisi apapun melalui bisnis yang ditekuni nantinya, serta membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia dalam hal pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner menyampaikan, selama enam tahun, kemitraan telah sukses memberikan manfaat melalui edukasi kewirausahaan kepada lebih dari 54.000 pelajar dari 164 SMA dan SMK di Indonesia. “Ide dan kinerja bisnis mereka yang dipresentasikan hari ini menunjukkan kemampuan mereka dalam mengelola bisnis sekaligus kepekaan mereka dalam menyikapi perubahan perilaku konsumen yang juga semakin peduli terhadap lingkungan. Kami berharap pengalaman yang diperoleh dari program ini dapat terus menginspirasi generasi muda untuk menciptakan lebih banyak bisnis baru yang menerapkan konsep keberlanjutan di masa depan.”

Salah satu usaha mikro binaan program Youth Ecopreneurship Initiative adalah Forca Student Company dari SMAN 2 Denpasar. Bisnis yang dikelola oleh 20 pelajar ini menawarkan Kastic Pillow, bantal leher yang dapat bertransformasi menjadi string bag dan bagpack.

Uniknya, tas ini juga menggunakan daur ulang limbah plastik sebagai salah satu komponen bahan baku. Melalui bisnis yang digagas, para pengusaha muda ini berupaya untuk membantu mengurangi limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan dan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Selama lima bulan beroperasi, Forca Student Company berhasil meraih omzet penjualan hingga 6,2 juta Rupiah.

Regional Student Company Competition merupakan bagian dari program edukasi ‘Youth Ecopreneurship Initiative’ yang didukung secara penuh oleh Citi Foundation. Melalui program ini, para pelajar dibina untuk mendirikan dan mengoperasikan sebuah perusahaan (SC-Student Company) di sekolah. Hal ini termasuk menciptakan ide produk, merencanakan strategi bisnis, melakukan penjualan produk, hingga likuidasi perusahaan.

Di awal program, para pelajar telah mendapatkan pembekalan dari sejumlah profesional bisnis melalui kegiatan Youth Entrepreneur Camp. Selama periode program, proses pendampingan bisnis secara intensif dan berkelanjutan juga diberikan oleh mentor PJI dan karyawan Citibank yang tergabung dalam Citi Volunteers.

Kelima sekolah bersaing memperebutkan gelar ‘The Best Student Company in Denpasar’ dalam kompetisi ini. Satu sekolah terbaik akan mewakili Bali untuk bersaing dengan sekolah-sekolah dari regional lainnya dalam kompetisi bisnis tingkat nasional, Indonesia Student Company of the Year Competition 2020, yang akan diselenggarakan pada Oktober mendatang. (kmb/balipost)

Credit: Source link