JawaPos.com – PT Astra International Tbk mengembangkan Kampung Berseri Astra (KBA) dan Desa Sejahtera Astra (DSA) sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan di Indonesia. Dua program ini telah dijalankan Astra International di 34 provinsi.
Salah satunya, Desa Sejahtera Astra berlokasi di Kendal, Jawa Tengah yang saat ini merupakan daerah penghasil minyak atsiri, terbuat dari ekstrak berbagai macam tumbuhan yang dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Kini, desa tersebut juga dikenal sebagai pengekspor minyak kastiri sejak diberdayakan oleh Astra.
Tidak berhenti di situ saja, Astra juga terus memotivasi dan membina masyarakat di sana untuk menanam serai (sereh) wangi, mengumpulkan daun cengkih sekaligus mengolah bahan baku dari minyak atsiri atau dikenal juga sebagai essential oil.
Penggerak DSA Kendal, Khafidz Nasrullah bercerita tentang desa tersebut, di mana dulu tembakau menjadi satu-satunya komoditas utama. Namun, karena prospek ke depan dianggap tidak terlalu baik, tembakau pun ditinggalkan. Masyarakat mulai menanam sayuran dan buah, seperti cabai, kubis dan jambu biji. Lalu pemerintah meluncurkan program Desa Mandiri Energi sekitar tahun 2012.
“Masyarakat mendapat bibit jarak pagar untuk ditanam dengan harapan dapat diolah dan menghasilkan biodiesel, tapi belum memberikan hasil yang optimal,” ungkap Khafidz, Senin (10/11).
Hal itu membuatnya berinisiatif mencari tanaman alternatif untuk dibudidayakan bersama masyarakat. Pilihannya jatuh pada cengkih dan sereh wangi. Tahun 2013, dengan motivasi untuk berkembang, Khafidz mengajak masyarakat untuk masuk ke sebuah bidang usaha baru, yakni minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan minyak olahan yang dihasilkan dari berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kulit, batang, daun, bunga dan biji. Untuk minyak atsiri berbahan baku cengkih, yang digunakan hanya daun yang berguguran atau layu.
Daun cengkih yang sudah jatuh ke tanah memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi ketimbang yang masih di pohon. Melihat masyarakat bersemangat, Khafidz pun mendirikan CV Nares dan menggagas sebuah label produk minyak atsiri, yakni Nares Essential Oil. “A hundred percent pure and natural essential oil,” jelas Khafidz.
Awalnya, masyarakat menjual bahan mentah daun cengkih kering dan daun sereh wangi kepada CV Nares dan pengepul lain. Lalu, muncul keinginan dari Khafidz agar nilai dari cengkih dan sereh wangi yang mereka jual menjadi lebih tinggi.
Menjawab keinginan itu, Astra hadir dengan memberikan dukungan berupa fasilitas mesin pengolahan bahan baku minyak atsiri, pendampingan, dan pembinaan kepada masyarakat melalui sebuah program bernama DSA.
Payung usaha Khafidz, CV Nares, kemudian ditunjuk menjadi offtaker minyak atsiri yang dihasilkan masyarakat DSA Kendal. Astra memberikan edukasi mengenai cara memproduksi minyak atsiri, mulai dari metode pengeringan bahan baku, pengetahuan soal bahan baku seperti apa yang siap diolah melalui mesin penyulingan hingga tentang cara pengolahannya.
Tak berhenti di situ, Astra juga memberikan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan non-teknis (soft skill) kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada minyak atsiri. Mulai dari pelatihan pembuatan laporan keuangan, pelatihan membuat foto produk, manajemen UMKM, desain produk dan pengemasan, hingga promosi produk, dan lainnya.
Alhasil, kini produk minyak atsiri yang dihasilkan oleh produsen-produsen di DSA Kendal sudah mengikuti standar pengolahan industri. Salah satu warga bernama Suyanti di Desa Ngargosari, Kabupaten Kendal, mengaku merasakan dampak positif dari pelatihan dan pendampingan tersebut.
Kini, produksi minyak atsiri dari DSA Kendal sudah diekspor ke berbagai negara seperti Jerman, Prancis dan Spanyol. Dengan adanya pembinaan oleh Astra, masyarakat memiliki harapan terhadap pertanian desanya masing-masing. Masyarakat percaya bahwa ada peluang lebih besar di sektor pertanian, terutama pengolahan minyak atsiri ini.Semangat warga DSA Kendal sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link