Pengungsi Rohingya tiba dengan kapal di Shah Parir Dwip di sisi barat Sungai Naf setelah melarikan diri dari kekerasan di Myanmar ( Foto: AFP)
Yangon – Gerilyawan Rohingya menolak berafiliasi dengan kelompok teror internasional. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah al-Qaeda mendesak intenasional melakukan pembalasan terhadap milier Myanmar.
Arakan Rohingya Salvation Army (Arsa) mengatakan, pihaknya berusaha membela kelompok minoritas tersebut dari kampanye penindasan yang panjang di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Namun, tindakannya merosot di suatu wilayah, yang merupakan tempat ketegangan agama dan etnis, semakin mencengangkan.
Kelompok Arsa berulang kali menjauhkan diri dari agenda ekstremisme internasional. Namun, ia bersikeras, bahwa klaimnya bersifat lokal dan untuk membela represi negara besar.
”Arsa perlu menjelaskan, tidak ada hubungannya al-Qaeda dengan Islamic State Irak and Syria(ISIS), Lashkar-e-Taiba atau kelompok teroris transnasional,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitternya, dilansir Daily Star, Jumat (15/9)
”Kami tidak mengindahkan keterlibatan kelompok-kelompok ini dalam konflik Arakan (Rakhine). Arsa meminta negara bagian di wilayah tersebut mencegat dan mencegah teroris memasuki Arakan dan membuat situasi di wilayah tersebut semakin memburuk.”
Menurut kelompok Krisis Internasional, Arsa dikendalikan oleh emigran Rohingya di Arab Saudi dan diperintahkan di lapangan oleh pejuang gerilya yang terlatih di luar negeri. Sebagian besar rekrutannya dipersenjatai dengan senjata mentah seperti parang dan tongkat.
Sekitar 380.000 warga Rohingya mencari suaka di Bangladesh sejak kekerasan pecah tiga minggu yang lalu. Kelompok hak asasi manusia mengatakan tentara Myanmar sengaja menjadikan isu ARSA sebagai kedok untuk mencoba mengusir sekitar 1,1 juta populasi penduduk etnis Rohingya.
Meski begitu, peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, berulang kali menolak tudingan setebut. Ia mengatakan klaim tersebut tidak benar Sebaliknya, Suu Kyi menuding para gerilyawan Rohingya sebagai teroris ekstrimisme.
TAGS : Rohingya ARSA ISIS Myanmar
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin