YOGYA, KRJOGJA.com – Salah satu referensi menyatakakan pasar tradisional merupakan pasar di mana kegiatan penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.
Selanjutrnya Widiyanto (2009) menyebutkan pasar tradisional merupakan pasar yang berkembang di masyarakat dengan pedagang asli pribumi. Pasar tradisional biasanya muncul dari kebutuhan masyarakat umum yang membutuhkan tempat untuk menjual barang yang dihasilkan. Sedangkan konsumen yang membutuhkan barang tertentu untuk kebutuhan hidup sehari-hari bisa mendapatkannya di situ.
Di Kota Yogyakarta terdapat pasar tradisional yang bersejarah yaitu Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan dan Pasar Legi Kotagede.Pasar tradisional yang lain misalnya Pasar Ngasem, Pasar Prawirotaman dan Pasar Sentul. Dinamikian kegiatan di pasar tradsional cukup menarik untuk dikemas sebagai obyek wisata, Berkaitan dengan hal tersebut Bersepeda Normal Baru Cycling Club (BNB CC) menyelenggarakan gowes kunjungi pasar tradisional (Sabtu, 01/01/22).
“Dinamika ekonomi masyarakat tercermin dari aktivitas yang terjadi di pasar tradisional”, jelas Ahmad Ma’ruf (Dosen FEB UMY) yang juga pengurus ISEI Cabang Yogyakarta.
Menurut Ma’ruf, kegiatan jual beli di pasar tradisional menunjukkan bahwa roda ekonomi masyarakat tetap dapat berjalan. Secara makro, masyarakat tetap melakukan konsumsi sehingga variabel konsumsi ini secara agregat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk diketahui, variabel konsumsi di DIY menyumbang kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi baik sebelum dan sesudah pandemi.
“Pasar tradisional di Kota Yogyakarta dapat menjadi salah satu obyek wisata”, tegas Bakti Wibawa (Perekayasa BRIN).
Menurut Bakti, pasar tradisional di Kota Yogyakarta setelah dilakukan revitalisasi kondisinya saat ini pada umumnya cukup bersih dan rapi. Kebersihan dan kerapian pasar tersebut tetap perlu ditingkatkan sehingga menjadi pasar yang nyaman dan aman bagi pengunjungnya.
Selanjutnya penataan parkir kendaraan pengunjung ketertiban dan kerapiannya juga perlu ditingkatkan, harap Bakti Wibawa yang juga Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta.
“Sebagian besar pengunjung dan pedagang cukup baik menerapkan protokol kesehatan, khususnya dalam mengenakan masker”, ungkap. Y. Sri Susilo (Dosen FBE UAJY) selaku Koordinator BNB CC.
Menurut Susilo, protokol kesehatan yang relatif sulit diterapkan adalah menjaga jarak sehingga kerumunan tetap terjadi. Untuk itu diperlukan kesadaran dari pengunjung and pedagang untuk menegakkan protokol kesehatan dengan disiplin.
Aktivitas gowes susur pasar tradisional menempuh jarak sekitar 15 km. Rute yang ditempuh dimulai dari Langenastran Lor – Pasar Suryoputran – Kraton – Pasar Ngasem – Pasar Pathuk – Pasar Senen – Pasar Serangan – Pasar Legi Patangpuluhan – Pasar Condonegaran – Pasar PASTY – Pasar Prawirotaman – Pasar Gading dan berakhir di Langenastran Kidul.
“Sabtu mendatang kami masih akan mendatangi pasar tradisonal di Kota Yogyakarta dan sekitarnya yang belum sempat kami kunjungi”, tutup Y. Sri Susilo dalam rilisnya kepada media. (*)
Credit: Source link