JawaPos.com – Presiden AS Joe Biden mendarat di Bali, Indonesia, Minggu malam (13/11) untuk menghadiri pertemuan puncak kelompok ekonomi utama G20. Ia dijadwalkan juga akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Biden tiba di bandara Ngurah Rai disambut oleh para penari Bali. Ini akan menjadi sejarah bagi Indonesia, karena menjadi lokasi pertemuan kali pertama antara Biden dan Xi Jinping sejak Biden dilantik.
Laporan Reuters, di balik kehadirannya di KTT iklim COP27 di Mesir dan KTT ASEAN di Kamboja, Biden akan bertemu dengan Xi Jinping dan para pemimpin lainnya, untuk membahas berbagai masalah geopolitik minggu ini. Isu G20 juga sangat sensitif di tengah ketegangan perang Rusia dan Ukraina, ketegangan di Selat Taiwan dan krisis pangan, energi dan iklim yang sedang berlangsung.
Presiden Rusia dan Ukraina Tak Hadir
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan tidak hadir di Bali dan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Rusia. Begitu pula Presiden Ukraina Zelensky yang tidak hadir dalam G20 karena Ukraina juga bukan anggota G20. Akan tetapi keduanya dikabarkan akan hadir secara virtual.
Bertemu Xi Jinping
Media Tiongkok China Daily, Minggu (13/11), memastikan Presiden Xi Jinping akan menghadiri KTT Kepala Negara dan Pemerintahan G20 ke-17 di Bali, Indonesia dan Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-29 di Bangkok, Thailand. Xi akan mengunjungi Thailand minggu depan, dengan harapan tinggi bahwa Tiongkok akan menggunakan kesempatan multilateral untuk menyerukan kerjasama internasional untuk mendorong pemulihan ekonomi global.
Kepastian itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying. Ia mengatakan bahwa Xi juga akan mengadakan serangkaian pertemuan bilateral dengan para pemimpin asing di sela-sela acara multilateral, termasuk dengan Presiden Prancis. Emmanuel Macron, Presiden AS Joe Biden, Presiden Senegal Macky Sall dan Presiden Argentina Alberto Fernandez.
Xi akan menyampaikan pidato penting pada pertemuan multilateral, membuat proposal untuk memperdalam kerja sama regional di kawasan Asia-Pasifik dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan global. Su mengatakan Tiongkok telah memainkan peran penting dalam tata kelola global melalui mekanisme G20.
“Karena ekonomi global saat ini menghadapi lonjakan inflasi, meningkatnya proteksionisme, dan pemisahan yang didorong oleh ideologi, G20 harus terus bertindak sebagai platform untuk memajukan tata kelola global dan bersama-sama menangani tantangan yang dihadapi dunia,” katanya.
Editor : Kuswandi
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link