Michael S Prihartono
Jakarta, jurnas.com – Organ pergeraka Harakanita dan Satu Nusa menilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami ujian bertubi-tubi.
“Tak hanya dari paham komunis, tapi juga pahan liberalisme, terorisme, dan radikalisme,” ujar CEO Harakatuna Media, Muhammad al- Faiz saat membuka dialog kebangsaan lintas generasi “Masih Saktikah Pancasila” di Gedung Bidakara, Jakarta, Minggu (6/10/2019).
Kata Faiz, Harakatuna dan Satu Nusa menjadi salah satu wadah, untuk memberikan pemahaman utuh pada masyarakat tentang kesaktian Pancasila.
Memang, kata Faiz, lambang Garuda masih menghiasi gedug dan kantor-kantor. Tapi pertanyaannya, masihkah nilai-nilai Pancasila ada di hati sanubari anak bangsa.
“Nilai Pancasila harus terpatri di hati dan mendarah daging di tubuh anak bangsa, terutama di hati muda-mudi Indonesia,” jelasnya.
Adapun Michael S Prihartono selaku Founder Satu Nusa menegaskan, upaya melawan gerakan radikalisme dan intoleran harus terus dilakukan karena ancaman terhadap Pancasila juga sangat intensif.
Michael mengaku tergerak membuat sebuah website Satu Nusa karena pengaruhnya sangat besar. Bahkan ada seseorang bernama Raihan bersama keluarganya berangkat ke Suriah karena melihat dan membaca berita online.
“Maka saya tergerak membuat website. Kita tampung teman-teman kita jadikan satu nua sebagai gerakan kita bersama. Bagaimana orang Indonesia saling gotong-royong menjaga NKRI dan Kebhinnekaan,” jelas Michael.
TAGS : Harakatuna Satu Nusa Pancasila
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin