JawaPos.com – PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan harga baru pafa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Penyesuaian harga BBM Non Subsidi ini terjadi di sejumlah wilayah, termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi Rp 12.500 per liter.
Harga ini juga masih kompetitif dengan BBM RON 92 para kompetitor, seperti Shell Super Rp 12.990 per liter. Lalu, untuk Vivo Revvo 92 sebesar Rp 11.900 per liter dan BP-AKR BP 92 Rp 12.500 per liter.
Dengan harga yang hampir sama dengan yang lain, apakah Pertamax akan tetap menjadi pilihan?
Mengenai hal ini, Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai bahwa para pengguna akan tetap memilih Pertamax. Hal ini juga mengingat SPBU milik Pertamina lebih banyak.
“Kalau Pertamax Pertamina lebih murah, konsumen akan memilih Pertamax Pertamina,” kata dia kepada JawaPos.com, Jumat (1/4).
Pertamina juga merupakan market leader di Indonesia. Perubahan ini pun bisa saja diikuti oleh pelaku usaha yang lain. “Pertamina merupakan market leader, yang biasanya harga diikuti oleh SPBU asing. Harga Pertamax (RON 92) SPBU asing akan menyesuaikan,” terangnya.
Selain itu menurutnya, para pengguna Pertamax tidak akan migrasi ke Pertalite. Pasalnya, itu juga tidak berdampak baik bagi mesin.
“Mereka juga tidak akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah. Konsumen Pertamax adalah golongan menengah ke atas yang menggunakan mobil mahal,” tandas dia.
Credit: Source link