BANDUNG, BALIPOST.com – Kongres ke-25 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) digelar di Bandung, Jawa Barat pada 24-27 September. Dalam kongres ini dilakukan pemilihan Ketua PWI Pusat periode 2023 – 2028.
Saat pemilihan, ada tiga orang yang mencalonkan diri sebagai ketua umum PWI Pusat. Mereka adalah Atal S. Depari yang merupakan Ketum PWI Pusat periode 2019-2023, Hendry Chairudin Bangun, dan Zulmansah Sakedang.
Hendry terpilih sebagai Ketum PWI Pusat pascameraih 47 suara dari 88 suara. Sementara Atal memperoleh 41 suara. Pemilihan berlangsung dua putaran setelah pada putaran pertama dari tiga calon yang maju tak ada yang meraih dukungan 50 suara plus satu.
Pada putaran pertama, Atal meraih 40 suara, Hendry 39 suara, dan Zulmansah 9 suara. Proses pemilihan berlangsung hingga Rabu (27/9) pukul 01.30 WIB.
Sementara itu dalam pemilihan Dewan Kehormatan Sasongko Tedjo terpilih secara aklamasi
Pemegang hak suara terdiri dari 35 PWI provinsi dan 4 PWI provinsi pemekaran Papua. Sistem pemilihan dengan voting sesuai hak suara yang bervariasi tergantung jumlah wartawan anggota PWI provinsi.
Kongres yang digelar dengan lokasi utama di Kota Bandung, Jawa Barat, ini merumuskan penyempurnaan AD/ART organisasi. Selain memilih ketua umum, akan dipilih juga dewan penasihat, dewan kehormatan, dan pengurus.
Sebelumnya, saat membuka Pembukaan Kongres Ke-25 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9), Presiden Joko Widodo menekankan berita baik bukanlah berita yang asal viral atau sensasional melainkan sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik.
“Memang sekarang ini mestinya berita baik itu bukan berita yang asal viral, bukan asal sensasional karena itu justru memicu bertebarannya hoaks yang sampai saat ini masih ada,” kata Jokowi.
Dia mengatakan mendapat laporan dari Menteri Komunikasi dan Informatika terdapat 11.000 hoaks yang bertebaran di dunia digital. Presiden menekankan insan pers harus memegang teguh Kode Etik Jurnalistik dan tidak terpancing dengan keinginan untuk memproduksi berita-berita yang asal viral semata.
“Kode Etik Jurnalistik harus kita pegang teguh karena justru inilah nilai plus dari media dan pers, justru inilah kelebihan media dan pers dibandingkan dengan citizen journalism,” katanya. (Dira Arsana/balipost)
Credit: Source link