KABAR tentang aksi boikot produk Prancis juga ditunggangi produsen hoax. Berbekal video yang kurang begitu jelas, mereka menyebar informasi adanya penguburan masal produk-produk asal Prancis. Meski tidak diberi keterangan tentang lokasi, waktu, dan jenis produk yang dibuang, unggahan itu langsung memantik respons berupa komentar setuju atas gerakan boikot produk Prancis.
Video yang di salah satu sudutnya terdapat logo aplikasi TikTok itu menunjukkan deretan truk kontainer di sebuah gurun pasir. Dari truk itu, pekerja mengeluarkan benda-benda dalam kemasan kotak putih, kemudian menumpuknya di atas tanah. ”Penguburan masal produk Perancis,” hanya seperti itulah keterangan yang menyertai video tersebut (bit.do/PenguburanProduk).
Memanfaatkan situs padanan gambar, video tentang situasi yang sama ternyata sudah pernah muncul di YouTube pada 2016. Artinya, perristiwa tersebut terjadi sebelum ada aksi boikot produk Prancis yang dipicu pernyataan Presiden Emmanuel Macron baru-baru ini. Anda dapat melihat video yang diunggah kanal YouTube milik Moha M itu di bit.do/VideoNovember2016.
Jawa Pos juga menemukan portal berita english.alarabiya.net yang mengunggah potongan gambar dari video itu pada 17 November 2016. Inti beritanya, Arab Saudi membuang 80.000 bungkus daging ayam yang tidak layak dimakan.
Menurut Al Arabiya, puluhan ribu bungkus daging ayam yang hendak dimusnahkan itu diambil dari kantor pusat distribusi ayam di pinggiran Kota Buraidah, setelah digerebek petugas dalam operasi resmi pengawasan Sekretariat Wilayah al-Qassim. Ada 25 truk yang diparkir di padang pasir dengan para pekerja yang membuang ribuan bungkus ayam. Anda dapat membacanya di bit.do/AyamKadaluarsa.
Situs pencari fakta asal India, Boom Live, juga mengulas kabar tersebut. Dalam penjelasannya, Boom Live menyebutkan bahwa video itu merupakan rekaman peristiwa pemusnahan 80.000 bungkus ayam kedaluwarsa yang sempat hendak didistribusikan ke beberapa daerah.
—
FAKTA
Benda-benda yang dikeluarkan dari deretan truk kontainer itu merupakan daging ayam kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan pemerintah Arab Saudi pada 2016.
Credit: Source link