YOGYA, KRJOGJA.com- Pasca demo anarkis dunia perhotelan dan restoran di DIY kembali terpuruk. Reservasi banyak ditunda bahkan cancel (pembatalan) terkonfirmasi 30% penurunannya.
“Kondisi ini terutama terasa di Kota Yogya, kita telah berusaha menyakinkan keamanan di DIY kepada calon tamu-tamu, ada yang tetap lanjut ada juga yang tunda atau cancel,” tutur Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono kepada KRJogja.com, Sabtu (10/10) malam.
Kondisi ini, lanjut Deddy, mengakibatkan hotel dan restoran, pelaku pariwisata semakin terengah-engah dimasa pandemi. “Kita berharap ini menjadi pembelajaran kita semua karena faktor keamanan sangat sensitif di pariwisata. Marilah kita bersama-sama guyub sesarengan menjaga DIY yang istimewa ini krn budayanya,” ajak Deddy.
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Herryadi Baiin membenarkan beberapa hotel di sekitar Malioboro yang kemarin menjadi titik penyampaian aspirasi yang berakhir anarkis mengalami banyak pembatalan reservasi kamar.
“Aksi kemarin sangat merusak citra kota Yogya sebagai kota budaya, dan berdampak buruk juga terhadap pariwisata Kota Yogya. Mereka yang melakukan aksi tersebut apakah memahami betul isi dari Omnibus Law yang sudah disahkan? Apakah mereka peduli kondisi industri pariwisata yang saat ini terpuruk dan sedang mencoba bangkit kembali?” keluh Herryadi.
Namun Herryadi tetap salut dengan warga Yogya yang turut bahu membahu membersihkan area Malioboro usai aksi demo tersebut sehingga pagi hari sudah bersih kembali
“Dari IHGMA melalui manajemen hotel tidak memperkenankan karyawan untuk ikut berdemo dengan alasan apapun. Apabila mereka ikut dan itu di luar jam kerja berarti menjadi tanggung jawab pribadi bukan membawa nama hotel,” tegas Herryadi. (R-4)
Credit: Source link