Pengunsi Rohingya meninggalkan kampung halamannya ke Bangladesh (Foto: Al jazeera)
New York – Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional yang berbasis di New York, meminta para pemimpin dunia hadir dalam puncak KKT di Asia minggu ini. Agenda tersebut bertujuan menangani krisis Rohingya serta kampanye pemerintah Filipina melawan obat-obatan terlarang.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs Human Rights Watch (HRW) pada Kamis (2/11), direktur eksekutif HWR Asia, Brad Adams mengatakan, krisis Rohingya adalah salah satu bencana HAM terburuk di Asia selama bertahun-tahun.
“Para pemimpin dunia jangan pulang dari KTT ini tanpa menyetujui sanksi untuk menekan Burma (Myanmar) untuk mengakhiri pelanggaran dan mengizinkan pengamat independen dan kelompok bantuan,” ujar Adams
Kepala negara dari sembilan negara dari Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan para pemimpin dunia lainnya dijadwalkan bertemu di Filipina untuk menghadiri Pemimpin KTT ASEAN ke-31 pada 13-14 November. Mereka diperkirakan tiba di Manila mulai Jumat.
Menurut HRW, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangas harus memberlakukan embargo senjata dan menargetkan sanksi ekonomi dan larangan bepergian terhadap pejabat militer yang terlibat dalam kekerasan tersebut.
“Para pemimpin di KTT Asia harus bersama-sama menyerukan kepada pemerintah Birma untuk mengizinkan akses ke negara bagian Rakhine utara oleh misi pencari fakta PBB yang dibuat oleh Dewan Hak Asasi Manusia pada tahun 2016, serta staf hak asasi manusia dan kemanusiaan PBB lainnya,” kata HRW .
“Pengadilan Pidana Internasional diciptakan secara tepat untuk menangani kejahatan terhadap kemanusiaan seperti yang dilakukan di Burma,” kata Adams.
Adams juga mendesak para pemimpin dunia membahas kampanye Presiden Filipina Rodrigo Duterte melawan obat-obatan terlarang. Kelompok HAM menyebut kampanye itu melakukan pembunuhan di luar hukum yang menargetkan pengedar narkoba dan pengguna, yang korbannya sebagian besar adalah kaum miskin, termasuk anak-anak.
“Kami harap 20 dari pemimpin dunia di KTT ini dapat menghadapi Duterte tentang pembunuhan perang obat bius yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Adams.
“Ringkasan eksekusi tersangka tersangka obat-obatan terlarang tidak hanya ilegal, tidak efektif dan kejam,” tambahnya.
Perang Duterte terhadap obat-obatan dimulai pada bulan Juli 2016 dan telah menyebabkan pembunuhan ribuan ribu di luar hukum, menurut data polisi.
TAGS : Rohinyga Filipina KTT ASEAN HAM
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24502/HRW-Desak-Pemimpin-KTT-ASEAN-Tekan-Myanmar/