Astronot AS di Bulan (foto: Google)
New York – Para ilmuwan mengonfirmasi keberadaan es di permukaan Bulan untuk pertama kalinya. Temuan tersebut konon memungkinkan manusia bertahan hidup di satelit Bumi itu.
Dilansir dari AFP, tanda-tanda es di Bulan telah dilaporkan oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun. Namun pengamatan sebelumnya telah dijelaskan oleh fenomena lain, salah satunya tanah bulan yang tak biasa.
“Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan memiliki bukti definitif keberadaan es di permukaan,” kata penulis utama Shuai Li dari Institut Geofisika dan Planetologi Hawaii.
Es menurut Shuai Li, terletak pada bayangan kawah dingin di kutub lunar, dan dideteksi menggunakan instrumen pesawat ruang angkasa Chandrayaan-1, yang diluncurkan pada 2008 lalu oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.
Menggunakan data dari Moon Mineralogy Mapper (M3) instrumen NASA, para peneliti mengidentifikasi tiga jejak-jejak kimiawi, yang secara definitif membuktikan ada es air di permukaan Bulan.
“Suhu terpanas tidak pernah mencapai di atas minus 250 derajat Fahrenheit (-157 Celcius),” terang Shuai Li.
Tidak jelas persis berapa banyak es yang ada di permukaan, karena instrumen pesawat luar angkasa hanya bisa mendeteksi es dalam beberapa milimeter di permukaan Bulan.
Tapi NASA mengatakan jika ada cukup es, maka air mungkin dapat diakses sebagai sumber daya untuk ekspedisi masa depan. “Dan untuk mengeksplorasi dan bahkan tinggal di Bulan,” kata NASA.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39715/Ilmuwan-Konfirmasi-Keberadaan-Es-di-Bulan/