JawaPos.com – Larangan ekspor gandum oleh India belum berdampak secara langsung kepada industri dalam negeri. Namun, gejolak harga dan kekurangan pasokan yang berpotensi ditimbulkan dari kebijakan tersebut dinilai tetap perlu diantisipasi.
Pengusaha roti dan kue Innico Sjahandi menyatakan, efek keputusan pemerintah India belum terasa. Namun, dampak dari menutup keran ekspor gandum terlihat ke depan.
“Yang jelas, pengaruh terbesar ya untuk restoran atau kafe yang menyediakan produk berbasis tepung. Misalnya, mi atau roti,” ujarnya.
Untuk produsen roti murni, lanjut dia, tepung terigu biasanya menyerap 80–85 persen dari total komponen produksi. Namun, bagi pengusaha pastri dan bakery seperti dia, tepung terigu hanya berkontribusi 30–35 persen. Produk cake lebih membutuhkan krim dan mentega.
Innico menjelaskan, harga tepung terigu sebenarnya sudah naik 30 persen jika dibandingkan dengan awal tahun setelah terjadi perang antara Ukraina dan Rusia. Dua negara itu menyumbang impor gandum ke Indonesia yang jauh lebih besar daripada India.
“Tapi, hal itu tak serta-merta membuat harga makanan di kafe dan restoran langsung naik tinggi. Sebab, secara nilai, tepung salah satu komponen dengan nilai yang kecil,” paparnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (bil/agf/c14/dio)
Credit: Source link