JAKARTA, BALIPOST.com – Inflasi pada April 2021 sebesar 0,13 persen. Ini, disebut Badan Pusat Statistik (BPS) sedikit lebih baik dari periode sama di 2020 yang melambat.
“Inflasi pada April sebesar 0,13 persen ini meningkat dibandingkan April lalu sebesar 0,08 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto di Jakarta, Senin (3/5), dikutip dari Kantor Berita Antara.
Setianto mengatakan inflasi masih dipengaruhi oleh kenaikan tipis harga bahan makanan seperti daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, anggur, pepaya, rokok kretek filter dan ikan segar. Selain itu ia menambahkan terdapat pola musiman jelang Lebaran yang ikut menyumbang inflasi yaitu kenaikan harga emas perhiasan.
“Kenaikan emas perhiasan ini terjadi jelang Lebaran di 60 kota IHK, dengan kenaikan tertinggi di Pare-Pare, Medan, dan Bukittinggi, masing-masing naik tiga persen,” katanya.
Namun secara keseluruhan inflasi tahun kalender Januari-April 2021 sebesar 0,58 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,42 persen, lebih lambat daripada periode sama tahun lalu.
Pada Januari-April 2020 inflasi tahun kalender tercatat 0,79 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 2,85 persen.
Pergerakan yang lambat pada 2021 ini memperlihatkan daya beli masyarakat jelang Lebaran belum pulih sepenuhnya atau hampir sama seperti tahun 2020.
Situasi ini juga terlihat pada pergerakan inflasi inti pada April 2021 sebesar 0,14 persen atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu sebesar 0,17 persen.
Lesunya permintaan ini ikut tercatat dari lima kelompok pengeluaran pada April 2021 yang tidak memberikan andil atau sumbangan terhadap inflasi nasional.
Kelompok tersebut antara lain kesehatan; transportasi; informasi, komunikasi dan jasa keuangan; rekreasi, olahraga dan budaya; dan pendidikan. (kmb/balipost)
Credit: Source link