Ilustrasi Militer AS (foto: CGTN)
Jenewa, Jurnas.com – Komandan senior Garda Revolusi Iran menegaskan, kehadiran militer Amerika Serikat di Teluk dulunya merupakan ancaman yang serius. Namun status itu saat ini berubah menjadi target.
Militer AS diketahui telah mengirim pasukan, termasuk kapal induk USS Abraham Lincoln dan pesawat tempur bomber B-52 ke Timur Tengah, dalam suatu langkah yang menurut pejabat AS untuk melawan ancaman Iran terhadap pasukan AS di wilayah tersebut.
“Sebuah kapal induk yang memiliki setidaknya 40 hingga 50 pesawat, dan 6.000 pasukan di dalamnya, merupakan ancaman serius bagi kami di masa lalu, tapi sekarang menjadi target, dan ancaman telah beralih ke peluang,” tegas Kepala Divisi Kedirgantaraan Amirali Hajizadeh.
“Jika (AS) bergerak, kami akan memukul kepala mereka,” imbuh dia dilansir dari ISNA pada Senin (13/5).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Iran, dengan menghentikan seluruh ekspor minyaknya guna mengekang program nuklir Iran, juga mengakhiri dukungan untuk Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.
“Dalam hal Iran memutuskan untuk mengejar kepentingan Amerika, apakah itu di Irak atau Afghanistan atau Yaman atau tempat lain di Timur Tengah, kami siap untuk menanggapi dengan cara yang tepat,” ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
TAGS : Militer AS Iran Garda Revolusi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/52498/Iran-Militer-AS-Bukan-Ancaman-Tapi-Target/