Ilustrasi Pilpres 2019
Jakarta – Presiden Jokowi dinilai rentan diserang dengan isu keagamaan dan politik identitas pada Pilpres 2019 mendatang. Dimana, kekuatan dan isu politik Islam diprediksi akan mewarnai Pilpres 2019 seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi mengatakan, kekuatan Islam politik adalah mereka yang percaya, yakin, dan mengkampanyekan bahwa politik termasuk di dalamnya kriteria pemimpin tidak lepas dari ajaran agama.
“Presiden Jokowi pernah mengungkapkan bahwa agama harus dipisahkan dari politik. Publik secara umum pun terpecah terhadap wacana pemisahan agama dan politik,” kata Adjie, di kantornya, Jakarta, Jumat (2/2).
Hasil survei menunjukkan bahwa sebesar 40,7 persen publik menyatakan tidak setuju agama dan politik dipisahkan. Sementara 32,5 persen publik menyatakan setuju bahwa agama dan politik harus dipisahkan.
Diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1200 orang. Survei dilakukan pada 7-14 Januari 2018. Wawancara dilakukan secara serentak dan tatap muka di 34 provinsi di Indonesia. Sedangkan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
TAGS : Pilpres 2019 Presiden Jokowi Cawapres Muhaimin Iskandar
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/28695/Isu-Islam-Politik-Diprediksi-Warnai-Pilpres-2019/