DENPASAR, BALIPOST.com – Citarasa Minuman Arak Tradisional Lokal Bali yang disajikan Gubernur Bali, Wayan Koster kepada tamu kehormatannya kembali diapresiasi. Kali ini, apresiasi datang dari Duta Besar (Dubes) Republik Ceko, Jaroslav Dolecek dan Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang.
Arak yang disajikan dinilai memiliki kualitas rasa yang enak. Apresiasi tersebut disampaikan saat Gubernur Bali jebolan ITB ini menerima kunjungan kerja Dubes Republik Ceko, Jaroslav Dolecek, pada Senin 16 Mei 2022 dan Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang pada, Selasa, 17 Mei 2022 di Jayasabha, Denpasar yang didampingi langsung oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Di hadapan Gubernur Koster, Jaroslav Dolecek mengungkapkan setelah pertemuan pada Mei tahun lalu, dirinya kembali bisa merasakan kenikmatan minuman arak yang dibuat dari proses fermentasi dan destilasi secara tradisional Bali ini. “Saya sangat terkesan dengan pertemuan Mei tahun lalu, ini cerita tidak terlupakan dan saya sangat ingat bahwa waktu itu saya minta tambah satu sloki arak lagi,” kata Dolecek.
Jaroslav Dolecek menceritakan bahwa cendera mata Arak Tradisional Lokal Bali yang diberikan Gubernur Koster dalam pertemuan pertama itu sudah sempat dicicipi oleh kolega dan saff Kedutaan Besar Republik Ceko di Jakarta. “Rata-rata mereka yang menikmati arak Bali ini memberikan komentar positif. Saya katakan ini hadiah khusus dari Bapak Gubernur Bali, dan sekarang hampir setiap hari saya minum arak Bali. Tapi bukan berarti saya datang kembali ke Bali, karena persediaan arak Bali saya tinggal sedikit,” cerita Dolecek dengan nada canda tawa disela-sela pertemuannya membahas KTT G20 dan mendiskusikan pariwisata Bali yang sudah pulih.
Dolecek kemudian mengatakan produksi minuman Arak Tradisional Lokal Bali sangat bagus sebagai sebuah identitas kultural Bali yang membedakan Bali dengan wilayah lain. “Arak, Tuak dan Brem, saya lihat sangat bagus sebagai identitas budaya Bali dan ini menjadi pemebeda dari daerah lain. Semoga ini bisa diapresiasi UNESCO untuk produk khas kebudayaan Bali,” katanya.
Ia mengungkapkan perpaduan kopi tanpa gula isi arak tradisional lokal Bali yang dihidangkan Gubernur Bali adalah langkah yang sangat pintar. Hal ini terbukti tidak ada masalah kesehatan dan sangat berguna untuk kesehatan, di samping cita rasa khasnya yang mengesankan.
Jadi model arak seperti ini hanya ada di Bali serta hanya bisa didapatkan di Bali. Jika dipromosikan dengan benar, ini akan berpotensi menjadi daya jual di luar negeri.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang saat dijamu kopi ditambah Arak Tradisional Lokal Bali. Kata Mr. Lu Kang, arak ini rasanya bagus. Kopinya juga rasanya enak. “Luar biasa ini Pak Gubernur, kira-kira arak ini didapatkan dari mana?” tanyanya saat melakukan kunjungan kerja ke Jayasabha dalam rangka membahas Bali sebagai tuan rumah KTT G20 dan membicarakan pariwisata Bali yang sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
Mendengar hal tersebut, Gubernur Koster menjelaskan arak dan minuman fermentasi khas lainnya sudah diatur dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Hal ini dilakukan, karena disadari industri ini menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat Bali dari hasil proses tradisional yang dilakukan secara turun temurun. “Jadi perlu kebijakan yang mendasari dan melindunginya,” kata mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Oleh karena itu, pihaknya selalu mempromosikan Arak Tradisional Lokal Bali kepada tamu kehormatan seperti duta besar, menteri, tokoh nasional hingga masyarakat yang bertemu dengannya. Apalagi, dikatakan bahwa masyarakat mengapreasiasi kebijakan ini.
Sehingga tokoh desa membawakannya arak dan memberikan resep ini, yang sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu oleh tetua di Bali. Gubernur Koster kemudian menjelaskan arak ini diproses dari hasil fermentasi dari pohon kelapa, lontar, dan aren yang hanya didapatkan di Pulau Bali, dan dibuat secara tradisional oleh masyarakat Bali. “Pagi sebelum bekerja dan malam sebelum tidur, Saya selalu minum arak dengan takaran satu sloki saja, agar tubuh menjadi sehat,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Mengakhiri pertemuan dengan kedua Dubes, baik dari Republik Ceko dan Republik Rakyat Tiongkok, orang nomor satu di Pemprov Bali ini memberikan cendera mata ke Dubes Republik Ceko, Jaroslav Dolecek dan Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang berupa minuman Arak Tradisional Lokal Bali yang sudah dikemas berstandar internasional, ISO. (kmb/balipost)
Credit: Source link