JawaPos.com – Said Aqil Siroj (SAS) Institute memberikan respons terkait Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz yang keberatan karena DPP PKB menyanyikan Mars Satu Abad NU dan mencantumkan logo Satu Abad NU.
Sekretaris Eksekutif SAS Institute, Abi Rekso berpandangan bahwa NU merupakan organisasi bangsa yang telah berdiaspora pada lintas partai.
“PKB berhak turut merayakan Satu Abad NU, tidak boleh ada monopoli seperti itu. Kan PBNU bukan event organizer. Ini organisasi umat dan bangsa jadi pikiran dan hati kita harus besar,” ujar Abi Rekso dalam keterangan tertulisnya kepad JawaPos.com, Rabu (1/2).
Abi Rekso juga menuturkan, protes itu justru memperlihatkan friksi di antara kader NU. Padahal, jika PDI-P, Golkar dan PPP sekalipun ingin merayakan Satu Abad Nahdlatul Ulama justru menunjukan kelas NU.
“Tidak ada yang numpang-numpang di NU. Karena PBNU bukan terminal angkot yang membuka loket dan menjual karcis. Semua mencari berkah dan karomah para kiai dan ulama. Ini rumah umat, pondasi bangsa, sendi negara. Musuh kita adalah kemiskinan, kebodohan dan ketamakan,” tegas Abi Rekso.
Sebelumnya, PKB menggelar Sarasehan Satu Abad NU yang digelar PKB, Senin (30/1) Acara tersebut bukan saja dihadiri kader PKB, namun juga warga dan keluarga besar NU secara umum. Juga terlihat mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Dalam acara tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengingatkan kembali dua fatwa atau warisan pendiri NU.
Pertama dari KH Hasyim Asyari yang mengatakan “Siapa pun yang Berjuang dan Memperjuangkan NU, Maka Otomatis Menjadi Santriku”. Kemudian, dari KH Syamsuri yang mengatakan “Seluruh Hidupku, Aku Berjuang untuk NU”.
Acara refleksi ini juga melibatkan para budayawan, akademisi dan praktisi dalam melihat dimensi perjuangan warga NU di masa depan.
Credit: Source link