Ilustrasi berita palsu (Foto: Phys)
New York – Jelang pemilihan Kongres Amerika Serikat (AS), `berita sampah` masih membanjiri media sosial, kendati sejumlah platform telah menyerukan jargon bersih-bersih. Bahkan jumlahnya, menurut peneliti, jauh lebih besar dibandingkan saat pemilihan presiden 2016 lalu.
Disampaikan oleh peneliti asal Oxford Internet Institute, Facebook dan Twitter tetap diisi dengan komentar ekstrim, senasional, konspiratif, dan akun-akun palsu.
Sementara, hasil analisis terhadap 2,5 juta tweet dan 6.986 halaman Facebook selama periode 30 hari, ditemukan bahwa kurang dari lima persen berita yang bersumber dari badan publik, ahli, maupun kandidat politik AS.
“Kami menemukan bahwa proporsi berita sampah yang beredar di media sosial telah meningkat di AS sejak 2016, dengan pengguna berbagi proporsi berita sampah lebih tinggi dari pada tautan ke konten profesional,” kata laporan yang dirilis pada Jumat (2/11) tersebut.
Dilansir dari AFP pada Sabtu (3/11), berita sampah yang awalnya hanya terkonsentrasi pada Presiden AS Donald Trump dan basis dukungannya, kini menyebar ke komunitas konservatif mainstream.
Direktur Lembaga Oxford Internet Institute sekaligus penulis dalam penelitian ini, Philip Howard mengatakan, penelitian terbaru tidak berusaha menganalisis seberapa banyak konten berasal dari akun otomatis, atau bot, atau kemungkinan adanya intervensi asing.
Namun dia mencatat, gaya berita sampah yang bertebaran disinyalir berasal dari Rusia, yang dalam dua tahun belakangan disebut-sebut mengintervensi hasil pemilihan presiden 2016 lalu.
TAGS : Amerika Serikat Kongres AS Media Sosial
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/43299/Jelang-Kongres-AS-Dibanjiri-Berita-Sampah/