JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menargetkan penyelesaian ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Comprehensive Economic Partnership/RCEP) pada kuartal pertama tahun depan. Menurutnya, melalui RCEP, banyak manfaat yang diperoleh Indonesia.
Bahkan, menurutnya, kemitraan dagang ini akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 0,07 persen dan peningkatan ekspor sebesar USD 5 miliar pada 2040 mendatang.
“Sehingga dengan kajian tersebut, kita positif terhadap perekonomian nasional,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (31/12).
Airlangga mengungkapkan, dampak positif RCEP terhadap Indonesia juga dapat terlihat dari segi perdagangan barang dan jasa. Ia memperkirakan, ekspor jasa akan meningkat di 2026 sebesar USD 4.748 juta atau sekitar Rp 4,7 miliar.
Kemudian, jika Indonesia segera meratifikasi RCEP, akan terjadi peningkatan ekspor jasa dan ekspor dalam wilayah. Sebab, RCEP bukan hanya komitmen perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) saja, namun juga mengatur beberapa hal penting seperti penghapusan substansi hambatan perdagangan jasa sehingga akses pasar lebih terbuka.
“Diberikan keleluasaan antara lain perdagangan jasa, terutama hambatan-hambatan non tarif dikurangi,” tuturnya.
Airlangga menambahkan, RCEP juga dapat mendorong dan menciptakan ekosistem perdagangan elektronik e-commerce yang kondusif, mempersempit kesenjangan pembangunan di antara anggota RCEP dengan kerja sama pemberdayaan kerjasama teknis dan ekonomi.
Selanjutnya, mempromosikan berbagai informasi dan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan UMKM untuk memanfaatkan perjanjian RCEP, serta meningkatkan kapasitas UMKM khususnya dalam akses digital dan memasuki global and regional supply chain.
Airlangga berharap melalui kerjasama ini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, sekaligus mendorong dan membuka pasar-pasar ekspor.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link