JawaPos.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sekitar 5,5 hingga 6,3 persen. Sementara tingkat kemiskinan di level 8,5-9 persen. Pernyataan tersebut diungkapkan dalam pidato RAPBN 2022.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memandang, hal itu bisa saja terjadi karena jika berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2021 angka pengangguran terbuka sudah berada di level 6,3 persen. Sehingga, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu optimis pada tahun 2022 mendatang dapat lebih rendah. “Nah untuk 2022 apakah bisa mencapai di bawah 6,3 persen tentu bisa. Realistis dengan catatan ada siklusnya,” kata Febrio dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8).
Febrio memaparkan, faktor utama dalam menurunkan tingkat pengangguran mengacu pada kondisi pertumbuhan ekonomi dan situasi pandemi Covid-19 tahun depan. Kuncinya jika pertumbuhan ekonomi nasional dapat berkisar di angka 3,7 hingga 4,5 persen tahun ini diharapkan dapat terwujud. “Pertumbuhan ekonomi itu akan cukup realistis terhadap penurunan tingkat pengangguran. Tentunya kuncinya ada di pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Kelompok Kerja Kebijakan TNP2PK Elan Satriawan. Jika pertumbuhan ekonomi terus meningkat maka harapannya tingkat pengangguran akan menurun.
Sehingga, harus dipastikan strategi kebijakan sektoral maupun infrastruktur yang memadai. Sebab, nantinya akan berdampak pada sektor-sektor produktif. “Jadi kalau kita lihat sektor infrastruktur dan manufaktur itu menyerapnya kebanyakan tenaga kerja yang formal. Nah tetapi yg harus kita perhatikan adalah mereka yang kemudian di sektor usaha mikro dan kecil,” tegasnya. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link