JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia September 2021 mengalami surplus sebesar USD 4,37 miliar. Surplus didorong perdagangan nonmigas USD 5,30 miliar, meski di perdagangan migas terjadi defisit USD 0,93 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia pada September 2021 naik sebesar 47,64 persen menjadi USD 20,60 miliar secara tahunan. Sedangkan nilai impor sebesar USD 16,23 miliar atau naik 40,31 persen dibandingkan September 2020.
Menurutnya, komoditas nonmigas menyumbang surplus terbesar yakni lemak dan hewan minyak nabati (HS15) dengan nilai ekspor USD 2,8 miliar, bahan bakar mineral HS (27) dengan nilai ekspor USD 3,09 miliar, serta besi dan baja (HS 72) dengan nilai ekspor US$ 2,04 miliar.
“Surplus ini sangat tinggi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/10). Berdasarkan data BPS, pada September 2017 neraca perdagangan RI mengalami surplus sebesar USD 1,79, dan pada September 2018 surplus sebesar USD 0,34 miliar.
Tahun pertama pandemi yakni 2019, neraca perdagangan RI September sempat minus alias defisit sebesar USD 0,18 miliar. Sedangkan pada September 2020 kembali mencetak surplus sebesar USD 2,39 miliar.
Margo memaparkan, surplus terbesar dialami dengan mitra dagang Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina. Nilai surplus dengan AS mencapai USD 1,5 miliar dimana nilai ekspor USD 2,3 miliar dan impor USD 761,6 miliar. Adapun komoditas penyumbang surplus yaitu berasal dari pakaian dan aksesorisnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link