JawaPos.com – Studi Bank Dunia dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengungkapkankan program Kartu Prakerja yang diluncurkan sejak April 2020 tidak hanya menawarkan pengembangan kemampuan tapi turut mengakselerasi inklusi keuangan digital, menurut hasil
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi hasil studi Bank Dunia dan Sekretariat TNP2K. Airlangga mengungkapkan bahwa Program Kartu Prakerja yang berjalan sepanjang pandemi Covid-19 mampu mendukung transformasi layanan publik yang dikembangkan pemerintah.
“Program Kartu Prakerja betul-betul sebuah terobosan atau breakthrough transformasi digital dan inklusi keuangan Indonesia,” kata Airlangga saat membuka webinar Kartu Prakerja: Indonesia’s Digital Transformation and Financial Inclusion Breakthrough” di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Airlangga memaparkan, ratusan pelaku bergabung di ekosistem Prakerja, dengan lebih dari 12 juta penerima Kartu Prakerja dari 514 kabupaten/kota bisa mendaftar, berlatih, menerima sertifikat, melihat lowongan kerja, dan mendaftar kerja secara online, tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Suprayoga Hadi memaparkan bahwa inovasi program Kartu Prakerja yang menggunakan ekosistem terintegrasi dengan implementasi pembayaran end-to-end digital dan multi-channel Government-to-Person (G2P). Menurut dia hal itu, memberikan bukti nyata bagaimana teknologi digital dan finansial mempengaruhi efisiensi dan efektivitas program, serta meningkatkan pengalaman dan inklusi finansial para penerima.
Sepanjang triwulan terakhir 2021, Bank Dunia dan Sekretariat TNP2K melakukan kajian untuk mempelajari implementasi bantuan sosial tanggap darurat Covid-19 , memahami kecukupan bantuan sosial dalam memenuhi kebutuhan penerima manfaat, dan mendukung reformasi lebih lanjut sistem pembayaran G2P.
Penelitian tentang Kartu Prakerja menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Survei telepon dilakukan pada 6-25 Oktober 2021 kepada 1.000 penerima Kartu Prakerja di 50 kecamatan yang tersebar di 50 kabupaten dan 25 provinsi.
Terdapat beberapa poin yang menjadi pesan kunci penelitian tersebut yaitu sekitar 96,1 persen dari keseluruhan jumlah penerima Kartu Prakerja merasa puas dengan pelatihan pertama mereka.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link